Kendaraan Bermotor Tambah Beban Pemerintah, Bagaimana dengan Target Emis Karbon Nol Persen?

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia bercita-cita mengurangi emisi karbon 2060. Mantan tenaga mahir Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Bidang Kelistrikan, Sripeni Inten Cahyani, mengatakan saat ini beban pemerintah justru bertambah akibat penggunaan kendaraan bermotor semakin banyak.

Menurutnya, perihal tersebut dikarenakan negara mengeluarkan kompensasi Rp 3000 untuk satu liter bahan bakar kendaraan. Sripeni mengatakan, nomor itu belum termasuk dalam kalkulasi minyak dan gas nan diimpor Indonesia.

"Berapa nan kudu diimpor lantaran sumur-sumur minyak dan gas, sementara di Indonesia ini lebih banyak adalah sumur gas, kita itu eksportir gas dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG)," ujar Sripeni dalam aktivitas Asia Consumer Sourcing Expo di ICE BSD City, Tangerang, Banten pada Rabu, 9 Oktober 2024.

Lebih lanjut, dia mengatakan, bahan bakar minyak alias BBM nan selama ini didapatkan berasal dari hasil produksi di Indonesia. Sementara, kata Sripeni, jumlah kebutuhan minyak untuk negara lebih banyak diimpor dari luar negeri. "Jadi itulah sebabnya, maka sepertiga dari kebutuhan BBM Nasional itu adalah dari produksi, dua pertiganya impor, bayangkan sungguh neraca perdagangan kita terekspos dari situ," ucap dia.

Iklan

Sripeni mengatakan, tingkat pertumbuhan penggunaan sepeda motor di Indonesia lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi negara. Menurutnya, berasas kalkulasi secara variabel, penggunaan sepeda motor mencapai nomor 140 juta dari total masyarakat di Indonesia sebanyak 282 juta jiwa. "Jadi bisa diperhatikan sekitar 8 persen pernah terjadi pertumbuhan penggunaan sepeda motor di Indonesia dan jika dilihat itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi," tutur Sripeni.

Menurut dia, saat ini setiap satu kepala family bisa mempunyai beberapa kendaraan bermotor. Sripeni berujar, jika perihal tersebut kemungkinan besar setiap family mempunyai lebih dari dua kendaraan bermotor. "Padahal jika kita lihat ke dalam setiap family apalagi ada nan punya dua, Ada nan punya tiga, apalagi satu persatu empat orang di dalam family masing-masing punya kendaraan, punya sepeda motor," ucap dia.

Pilihan editor: Sri Mulyani Lapor Pelaksanaan APBN ke Jokowi sebelum Pergantian Pimpinan ke Prabowo

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis