TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi percaya optimasi penggunaan bibit padi unggul dapat mempercepat peningkatan hasil panen beras nasional dan mendukung ketahanan pangan nan berkepanjangan di Indonesia.
Ia pun mendorong bibit padi unggul guna meningkatkan produktivitas dalam mendukung pencapaian swasembada pangan nasional.
"Dengan bibit padi terbaik nan ditanam oleh petani, maka dapat menentukan skala produktivitas saat panen nantinya. Target swasembada pangan pun (akan) semakin sigap tercapai," ujar Arief dalam keterangan diterima di Jakarta, Ahad, 3 November 2024, seperti dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Arief bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifili Hasan (Zulhas) telah meninjau lahan nan dikelola PT Sang Hyang Seri (SHS) dan ID FOOD di Subang, Jawa Barat, sebagai pusat produksi bibit padi unggul.
Pusat bibit SHS di Subang saat ini mempunyai lahan seluas 3.200 hektar, nan diharapkan bisa menjadi fondasi krusial dalam meningkatkan produksi beras dalam negeri.
Arief optimistis bibit padi unggul nan dikelola secara baik oleh petani di lahan itu bakal mendorong produktivitas panen dapat mencapai 7 hingga 8 ton per hektare. Peningkatan produktivitas ini diperkirakan bisa mengangkat produksi nasional hingga 20 persen, sehingga potensi impor beras dapat ditekan secara signifikan.
"Jika semakin banyak petani menanam dengan bibit dari sini, dapat bantu melejitkan produksi nasional sampai 20 persen. Impor pun bisa kita hindari," ucap Arief.
Iklan
Ia pun memastikan pemerintah juga turut mengupayakan penyerapan hasil panen oleh Bulog untuk menjaga stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) secara berkelanjutan.
Adapun info Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produktivitas padi nasional pada 2023 mencapai 52,85 kuintal per hektare, meningkat dari 51,28 kuintal per hektare pada 2020. Kenaikan produktivitas ini, kata Amran, perlu direspons dengan kesediaan standby buyer, seperti Bulog, untuk memastikan penyerapan hasil produksi dan menjaga kestabilan nilai di pasaran.
Lebih jauh, Arief juga memastikan komitmen pemerintah dalam menjaga stok CPP nan bakal dipergunakan untuk program-program intervensi pemerintah, termasuk menopang penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di awal tahun 2025. Penyerapan beras oleh Bulog untuk stok CPP juga dilaporkan melangkah dengan baik, menunjukkan progres positif dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sementara support pangan beras tahap ketiga tahun 2024 tetap berjalan dan diperkirakan bakal dilanjutkan hingga Desember, sebagai bagian dari upaya kontinuitas pemerintah membantu family kurang bisa lewat program support pangan beras 10 kg. Bantuan tersebut menyasar 22 juta family penerima faedah (KPM) di seluruh Indonesia.
Pilihan Editor: BPOM Sebut Uji Sampel Anggur Shine Muscat Rampung Minggu Malam, Senin Diumumkan