Khofifah dan Rektor Al Azhar Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Moderasi

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, berjumpa dengan Rektor Universitas Al Azhar Mesir, Prof. Dr. Salama Gomaa Daud, di sebuah rumah makan, Surabaya, Sabtu (14/9). Pertemuan ini tidak hanya sekadar jumpa ramah, tetapi juga membuka pintu untuk kerja sama strategis di beragam bidang, terutama dalam sektor pendidikan dan penyebaran pendapat moderasi beragama.

Lebih dari sekadar pertukaran akademis, dalam obrolan tersebut mereka menyoroti pentingnya menyebarkan pemikiran Grand Syekh Al Azhar, Syekh Thayeb, mengenai nilai-nilai moderasi dan toleransi sejak usia dini. Gagasan ini mencakup saling menghormati baik di internal umat berakidah maupun antarumat beragama, sehingga bisa menjadi dasar nan kuat dalam membangun masyarakat nan harmonis.

"Ada banyak perihal nan tadi kami telaah dengan Ibu Khofifah. Terkait kerja sama dan potensi-potensi apa nan bisa kita jalin antara Al Azhar dengan Jawa Timur dan Bu Khofifah," ujar Wakil Ketua Ikatan Alumni Al Azhar tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, mengenai dengan danasiwa dan juga pelatihan-pelatihan, dia menyampaikan jika mereka telah sepakat untuk melanjutkan kerja sama di beragam bagian tersebut.

Pertemuan tersebut pun memberikan kesan positif bagi Salama. Menurutnya, Khofifah adalah sosok pemimpin wanita luar biasa nan tidak perlu diragukan lagi kemampuannya.

"Beliau pemimpin luar biasa, tidak perlu diragukan lagi," ujarnya.

Sebagai informasi, sejak kepemimpinan Khofifah, setiap tahunnya Pemprov Jawa Timur mengirimkan 30 orang mahasiswa untuk bisa berkuliah jenjang sarjana di Universitas Al Azhar Kairo Mesir. Mereka adalah para pembimbing diniyah dan santri dari Jatim nan telah diseleksi ketat untuk mendapatkan danasiwa kuliah cuma-cuma ke Azhar dengan danasiwa dari Pemprov Jatim.

Memasuki tahun ke empat, jumlah mahasiswa nan dikirim ke Al Azhar Kairo terus bertambah menjadi 33 orang. Mereka diberi akomodasi biaya pendidikan, biaya hidup, dan juga pondok di sana.

Hingga saat ini, Khofifah pun terus berupaya agar kuota alias jumlah mahasiswa nan bisa berkuliah di Al Azhar bisa terus bertambah. Dengan angan bisa meningkatkan kualitas SDM di Jatim.

"Kalau soal kuota penerima danasiwa Al Azhar biasanya sudah ditentukan oleh pemerintah pusat untuk kemudian jumlah kuotanya dibagi masing-masing daerahnya. Tapi kami terbuka untuk siapa saja untuk bisa menimba pengetahuan di Al Azhar," tegas Ketum PP Muslimat NU ini.

Ia juga menyebut bahwa obrolan malam ini juga membahas mengenai konsen Al Azhar dalam menyebarkan mengerti moderasi dan juga toleransi. nan mana mereka mau kerja sama penyebaran mengerti ini turut dikerjasamakan dengan Indonesia, khususnya untuk wilayah Jawa Timur.

"Untuk itu kali ini, beliau menyampaikan bahwa mereka mau menjalin kerja sama untuk menyebarkan aliran moderasi, deradikalisasi, dan antiterorisme pada anak-anak. Bahkan mereka membawa contohnya dalam corak majalah dan komik. Tentu ini menjadi metode nan menarik untuk masuk pada usia anak-anak," tutur Khofifah.

Terkait perihal ini, Al Azhar apalagi sudah bekerja sama dengan beberapa negara. Untuk wilayah ASEAN mereka sudah bekerjasama dengan Malaysia.

Tidak hanya dengan lembaga pemerintah, aktivitas ini juga menjalin kerjasama dengan beragam lembaga non-pemerintahan. Hal ini diharapkan dapat memperluas jangkauan dan akibat positif dari program-program nan bakal dijalankan, serta membuka kesempatan baru bagi kerjasama nan lebih inovatif dan inklusif.

"Gerakan ini sangat strategis apalagi jika dikoordinasi langsung melalui pemerintah pusat dengan sinergi berbareng kementerian pemberdayaan perempuan. Agar lebih efektif lantaran mereka menangani mengenai wanita dan anak nan dimulainya sejak usia dini," pungkasnya.

Dalam pertemuan itu, Salama turut didampingi oleh Sekjen Dewan Ulama Senior Al Azhar dan Ketua Ikatan Alumni Al Azhar Internasional, Prof. Dr. Abbas Shouman, serta Ketua Ikatan Alumni Al Azhar Mesir, Wael Mahmoud Elsaed Bekheit Wakil.

Sementara Khofifah tampak didampingi Pengasuh Pondok Pesantren Ammanatul Ummah, Kiai Asep Syaifuddin Chalim, Ketua LPPD Jatim, Prof. Halim Soebahar dan juga Sekjend IKA Al Azhar Indonesia, Dr. Muhlis Hanafi.

(rir)

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional