Kiai Marzuki Mustamar Respons Isu Masuk Bursa Pilgub Jatim 2024

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Surabaya, CNN Indonesia --

Eks Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar merespons soal berita masuk bursa Pilgub Jatim 2024 dan bakal menjadi kuda hitam penantang Khofifah Indar Parawansa.

Dalam survei nan dilakukan Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI) pada simulasi tertutup pada tiga nama, elektabilitas Khofifah tertinggi dengan 49,3 persen. Kemudian, Kiai Marzuki mengekor dengan 20,5 persen dan Ketua Gerindra Jatim Anwar Saddad di urutan ketiga sebesar 17,7 persen.

Terkait hasil survei tersebut, Kiai Marzuki menilai itu adalah corak aspirasi masyarakat Jatim. Dia tidak mempunyai kontrol atas apapun nan terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak bisa memaksa penduduk Jatim, juga tidak mau berkamuflase untuk penduduk Jatim, juga tidak bisa menghalangi penduduk Jatim. Dari dulu karakter kami memberi kebebasan, monggo mau bersuara apa, punya cita-cita apa, mau punya aspirasi kaya apa itu haknya orang Jatim," kata Kiai Marzuki di Malang, Kamis (16/5).

Kiai Marzuki tak tahu argumen namanya bisa muncul dan elektabilitasnya cukup tinggi di survei itu.

"Lalu ketika mereka kebanyakan punya aspirasi A, kemudian mereka punya langkah apa untuk menindaklanjuti aspirasi itu, itu terserah penduduk Jatim. Tentu mereka juga enggak tolol kan," ucapnya.

Hingga saat ini, dia mengaku belum mempunyai niatan untuk maju di kontestasi Pilgub Jatim 2024. Pasalnya dia tetap konsentrasi mengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad dan mengajar di kampus.

"Kalau kami ya enggak ada (niat maju di Pilgub Jatim). Tapi sekali lagi kami enggak memaksa orang (memilihnya dalam survei), kami juga enggak mau melarang orang, kami hidup meninggal di Jatim," ucapnya.

Ia juga menegaskan tak ada intervensi apapun dalam survei tersebut. Pasalnya, jika perihal itu tak sesuai dengan hati masyarakat, bakal ada akibat nan bakal terjadi.

"Kalau kami main paksa, main perintah, nggak cocok dengan hati, kelak pengajian juga kena portal kemana-mana, musuhe wong akeh (tidak disukai orang banyak)," tambah dia.

Di sisi lain, menurutnya, survei semacam itu memang perlu dilakukan. Tujuannya untuk memetakan kondisi politik beserta memprediksi dinamika nan bakal terjadi.

"Setidaknya dari situ bisa mengetahui, pemimpin seperti apa nan diinginkan oleh masyarakat. Meskipun jika nantinya, orang alias tokoh nan disebut tidak maju dan turut berkompetisi dalam pemilihan," pungkasnya.

(frd/sfr)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional