TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Hari Raya Idul Adha, bermunculan penjual sapi dadakan di pinggiran jalan di Jakarta. Momentum setahun sekali seperti ini nampak tak mau dilewatkan para penjual sapi untuk meraup untung dari penjualan hewan kurban lebih banyak.
Hal tersebut dilakukan penjual sapi asal Ngawi, Jawa Timur, Agus Wahyudi, 43 tahun, nan jauh-jauh ke Jakarta untuk memanfaatkan momentum ini. "Wong namanya orang cari sapi jantan jika menjelang kurban kan banyak nan beli. Kalau di kampung harganya beda dengan hari kurban seperti ini," ungkap Agus nan ditemui di area Jakarta Barat, 5 Juni 2024.
Agus menjual sapi simental dan limosin. Menurut dia, nilai sapi nan dijualnya bervariasi. Bergantung pada berat sapi nan diinginkan pembeli. Namun Agus tidak berani mematok nilai pasti.
Ia hanya menentukan kisaran nilai nan mungkin dijangkau pembelinya. "Nanti jika ada nan mau beli bisa dinego lah, jika nilai pas kan ya tidak bisa. Orang kan pasti nawar. Nanti jika saya pasin nilai segini, dia nawar, saya udah enggak bisa ngomong," tutur Agus.
Rata-rata, sapi berbobot 400 kilogram Agus jual mulai di kisaran Rp 21 juta hingga Rp 26 juta. Sedangkan sapi dengan berat 200-an kilogram dijual dengan nilai Rp 18-21 juta.
Harga tersebut menurut Agus, berbeda dengan nilai sapi nan dijualnya di Ngawi. Selain lantaran momentum hari raya kurban, harganya jadi lebih mahal lantaran ada tambahan biaya operasional lantaran mengangkut sapi-sapi itu ke Jakarta. "Selisih harganya berkisar antara Rp 2-3 juta," kata Agus.
"Kalau sudah sampe sini (Jakarta) harganya beda, sewa truknya aja lima juta, belum membiayai nan mencarikan rumput, pakan sapinya setiap hari, sewa tempat, biayanya kan perlu lebih banyak," bebernya. Agus juga bercerita kudu menyewa dua truk untuk membawa 18 ekor sapi dari Ngawi.
Agus mengaku sudah lima tahun pergi jauh dari kampung untuk menjual sapi menjelang hari raya kurban. Ini adalah tahun pertamanya menjual sapi di Jakarta. "Sebelumnya, jualannya di Cinere, Depok, di sana jualan udah 4 kali setiap Idul Adha," Ungkap Agus.
Agus memilih letak nan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya lantaran beragam alasan. Menurutnya, di letak sebelumnya sudah banyak penjual sapi nan jaraknya saling berdekatan. Kini, dia mau mencoba kesempatan baru dengan letak penjualan nan berbeda. "Ya kita coba-coba, di sini dengan di sana lebih baik nan mana perdagangannya, kita kan perlu coba-coba," kata Agus.
MAULANI MULIANINGSIH (MAGANG)