KKP: 33 Perusahaan Baru Antre jadi Eksportir Produk Perikanan ke Uni Eropa

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ishartini mengungkapkan ada 33 perusahaan baru nan sedang mengantre untuk mengusulkan nomor baru sebagai eksportir produk perikanan ke pasar Uni Eropa. Pemerintah saat ini tetap menunggu persetujuan nan disesuikan dengan syarat prosedural nan diminta langsung oleh pasar Uni Eropa.

Berdasarkan info nan dipaparkan KKP, hingga saat ini, total ada 176 jumlah perusahaan Indonesia nan tercatat dapat melakukan ekspor ke Uni Eropa. Jumlah tersebut stagnan sejak 2017.

“Jadi pernah di sebelum tahun 2017 ada di atas 176, sampai lebih dari 500. Kemudian, di 2017 turun jadi 176 lantaran banyak nan tidak comply (dengan persyaratan),” kata Ishartini, Kamis, 24 Oktober 2024.

Menurut dia, terdapat beberapa PR nan perlu dituntaskan nan menyebabkan stagnasi jumlah tersebut. Sejumlah PR itu di antaranya berupa halangan ekspor nan berkarakter tarif maupun non-tarif.  

Untuk saat ini, tarif nan kudu dibayarkan Indonesia untuk menembus pasar Uni Eropa tetap senilai 20 persen. Sehingga, sebagai pihak eksportir Indonesia tetap mengupayakan adanya penurunan tarif tersebut. “Walaupun tentu pada saatnya kelak bakal nol semua."

Untuk halangan nan sifatnya non-tarif merujuk pada standar-standar unik nan diminta langsung oleh negara-negara pembeli. Termasuk di dalamnya penjaminan terhadap mutu komoditas, mulai dari kondisi perairan tempat diambilnya komoditas hingga perusahaan nan mengelolanya untuk bisa sampai ke tangan pembeli.

“Tapi, Alhamdulillah sampai dengan sekarang ini, PR-PR itu secara berjenjang kita selesaikan dan kemarin pada saat kami berjumpa dengan Directorate General for Health and Food Safety (DG SANTE) nan memang punya kewenangan, perihal ini sudah dinyatakan selesai,” ucapnya.

Iklan

Adapun, DG SANTE merupakan otoritas kompeten nan mempunyai kewenangan bagi produk perikanan nan masuk ke Uni Eropa.

Setelah ini, Ishartini menilai Indonesia tinggal perlu berfokus untuk membuktikan penerapan penjaminan mutu dengan sebaik mungkin dari hulu ke hilir. Selain itu, juga mengikuti seluruh izin nan diterbitkan Uni Eropa dan memenuhi persyaratan nan diminta. 

Sebagai catatan tambahan, tren ekspor produk perikanan Indonesia dalam lima tahun terakhir tercatat mengalami peningkatan, meski sempat terjadi penurunan pada 2023. Dalam rentang waktu 2018-2023, pertumbuhan ekspor perikanan tertinggi terjadi pada 2022, dengan total pertumbuhan sebesar 6,24 persen.

Dari catatan di sepanjang tahun 2023, tiga komoditas utama ekspor produk perikanan Indonesia adalah udang dengan nilai US$ 1,73 miliar, tuna-tongkol-cakalang dengan nilai US$ 927,13 juta, dan cumi-sotong-gurita dengan nilai US$ 762,58 juta.

Pilihan Editor: Trenggono Siapkan Ocean Big Data: Tidak Ada Pergerakan nan Tak BIsa Dimonitor

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis