Koarmada I Usul Kapal FREMM Buatan Italia Ditempatkan di Natuna Utara

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Selasa, 02 Jul 2024 23:39 WIB

TNI AL memerlukan kapal-kapal dengan ukuran minimal berbobot 750 gross tonnage (GT), karena perairan Natuna Utara merupakan laut terbuka. Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda Yoos Suryono mengusulkan ke Markas Besar TNI Angkatan Laut untuk menempatkan kapal fregat sejenis FREMM (Frigate European Multi-Mission) buatan Fincantieri Italia di Laut Natuna Utara. (Arsip Humas Setjen Kemhan)

Jakarta, CNN Indonesia --

Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda Yoos Suryono mengusulkan ke Markas Besar TNI Angkatan Laut untuk menempatkan kapal fregat sejenis FREMM (Frigate European Multi-Mission) buatan Fincantieri Italia di Laut Natuna Utara.

Satu dari dua kapal pesanan Indonesia dari Italia direncanakan tiba pada Oktober 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bulan Oktober jika sudah datang (kapal) FREMM Class jika sudah ada, mungkin bisa digelar untuk di sana, di Natuna," kata Yoos di sela obrolan Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) di Jakarta Pusat, Selasa (2/7).

Ia menjelaskan pihaknya memerlukan kapal-kapal dengan ukuran minimal berbobot 750 gross tonnage (GT), karena perairan Natuna Utara merupakan laut terbuka.

"Kapal-kapal nan jenisnya durasinya sekitar 750 ton ke atas lantaran dia di laut terbuka, sehingga jika kapal nan DWT-nya (deadweight tonnage) kecil, jangankan untuk berpatroli, untuk hidup aja mungkin dia susah," katanya.

Yoos mengatakan terdapat enam negara nan saling menyatakan ialah Brunei, China, Filipina, Malaysia, Taiwan dan Vietnam.

Indonesia, kata dia, memosisikan sebagai negara bukan pengklaim (non-claimant state). Oleh karenanya, Indonesia berupaya menjaga situasi tetap kondusif.

"Kita tetap menjaga Laut Natuna Utara ini nan kondusif, tentu nan kondusif jika kita menjaga jangan sampai terjadi perang terbuka di wilayah situ, memang sembilan dash line itu memotong ZEE kita sedikit, tapi kita tidak boleh terlena dengan keadaan pelanggaran tidak ada," katanya.

Yoos mengatakan di Laut Natuna Utara, patroli mengedepankan unsur-unsur dari Bakamla dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Unsur TNI AL membantu aktivitas dari Bakamla dan KKP.

"Mereka ada sekitar Bakamla 3 kapal ke sana, KKP ada juga nan ke sana, dan mereka lebih soft dalam melaksanakan pendekatan, jika militer kan lebih terhadap kelak meningkatkan tensi tersebut," ujarnya.

(yoa/fra)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional