TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan tampaknya sedang memutar otak untuk menekan ketergantungan impor dalam pengadaan peralatan dan jasa pemerintah. Luhut mengutus anak buahnya berjumpa dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk memetakan shopping pemerintah dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) nan tetap tinggi.
Hingga November 2024, realisasi produk dalam negeri baru 64,53 persen alias Rp 523,43 triliun dari rencana Rp 811,09 triliun. Padahal, pemerintah era Presiden Joko Widodo pernah menargetkan produk dalam negeri (PDN) dalam pengadaan barang/jasa bisa mencapai 95 persen.
Direktur Perencanaan Transformasi, Pemantauan, dan Evaluasi Pengadaan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Fadli Arif mengatakan institusinya berbareng DEN memang mau mengembangkan industri dalam negeri untuk menyubstitusi impor. Dia menyebut sasaran pertumbuhan ekonomi 8 persen mesti didukung dengan upaya baru dan memperbaiki langkah shopping pemerintah.
“Harus ada upaya baru, mengurangi impor,” kata Fadli kepada Tempo saat ditemui di kantornya, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Kamis, 14 November 2024.
Dalam Rencana Umum Pengadaan (RUP) Impor 2024 nan dicatat LKPP, sektor elektronik alias teknologi dan perangkat kesehatan tetap besar. Rencana shopping di Kementerian Pertahanan, misalnya, mencatatkan RUP impor sebesar Rp 14,79 triliun, Polri Rp 17,05 triliun, Kementerian Komunikasi dan Informatika Rp 2,47 triliun, dan Kementerian Kesehatan Rp 7,03 triliun.
Hingga Oktober 2024, LKPP melaporkan Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) berkontribusi terhadap capaian penggunaan produk dalam negeri (PDN) sebesar Rp 400,36 triliun alias 87,01 persen. Sementara, keterlibatan upaya mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam PDN sebesar Rp 217,58 triliun alias 83,50 persen.
Berikut ini 10 Nilai RUP Belanja Impor Terbesar pada Seluruh K/L dan Pemda nan diolah LKPP per November 2024
- Kementerian Komunikasi dan Informatika alias Kementerian Komunikasi dan Digital
Belanja modal peralatan mesin Rp 1,5 triliun.
- Kementerian Pertahanan
Cost share pengembangan Pesawat Tempur KF-X/IF-X Rp 1,25 triliun.
- Kejaksaan RI
Pembangunan naratif system berbasis BOT wilayah Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah Rp 650 miliar.
- Kejaksaan RI
Pengadaan penguatan sistem profiler Kejaksaan RI Rp 500 miliar.
- Polri
Data records accretion system tahun anggaran 2024 Rp 499 miliar.
- Kementerian Pertahanan
Pengadaan dan penyiapan pesud dan heli Rp 400 miliar,
- Kejaksaan RI
Pengadaan perangkat kesehatan untuk RSU Adhyaksa Banten dan perangkat pendukung Rp 400 miliar.
- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
Penguatan countering terrorism dan preventing violent extremism Rp 362 miliar
- Polri
Strategic Post Blast Investigation Analysis and Support Equipment Brimob Program APBN tahun anggaran 2024 Rp 350 miliar
- Kejaksaan RI
Instrumen countermeasure penyebaran buletin tiruan di Kejaksaan Tinggi Rp 350 miliar