Komisi X DPR Dukung Penghapusan Jurusan IPA-IPS di SMA, Singgung Messi

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota Komisi X DPR Zainuddin Maliki mengaku tak mempermasalahkan keputusan Kemendikbudristek nan sekarang resmi telah menghapus bidang IPA, IPS, dan Bahasa di SMA sederajat.

Menurut dia, penghapusan itu merupakan tindak lanjut dari penerapan kurikulum Merdeka Belajar nan sekarang telah menjadi Kurikulum Nasional.

Zainuddin mengatakan pihaknya telah menyepakati penerapan secara berkala kurikulum tersebut, termasuk di dalamnya menghapus bidang IPA, IPS, dan Bahasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau itu diterapkan dengan baik, bisa ada pengarahan tentang pengenalan minat dan talenta itu memang menurut saya lebih bagus," kata Zainuddin saat dihubungi, Selasa (17/7).

Namun, Zainuddin juga memandang potensi kelemahan dari penghapusan bidang IPA, IPS, Dan Bahasa itu. Bagi siswa, menentukan minat dan talenta menurutnya bukan perkara mudah.

Sebab, lanjut Zainuddin, siswa nan umumnya tetap berumur remaja tengah berada dalam proses pencarian jati diri. Kadang, sesuatu nan sudah diminati rupanya bukan minat sebenarnya.

"Karena masa-masa usia remaja itu masa-masa on the becoming process. Proses mencari. Proses menjadi. Kadang-kadang nan diminati hari ini rupanya itu bukan minat nan sebenarnya," kata dia.

Namun, Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya itu menilai jika keputusan bisa diterapkan dengan tepat, hasilnya justru bakal bagus. Sebab, seorang siswa bakal mendalami sesuatu nan telah menjadi minat dan bakatnya.

Singgung Lionel Messi

Dia mencontohkan pesepak bola ahli asal Argentina, Lionel Messi nan sejak mini memang sudah diketahui bakatnya dalam sepak bola. Begitu pula dalam pendidikan. Kata Zainuddin, pendidikan nan baik kudu sesuai minat dan bakat.

"Saya mau ambil contoh kayak Messi. Messi usia lima tahun sudah ketahui minat dia di sepak bola," ucap politikus PAN tersebut.

"Udah ketahuan jika minat dia sepak bola. Kalau udah ketahuan sejak awal itu lebih bagus. Dan pendidikan yang bagus memang prinsipnya kudu sesuai minat dan bakat," imbuhnya.

Sementara, Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf Macan mengatakan penghapusan bidang IPA, IPS, Bahasan bukanlah sebuah keputusan baru dan mendadak. Menurut dia, keputusan itu telah direncanakan dan diuji coba dalam beberapa tahun terakhir.

Hanya saja, Dede mengingatkan agar keputusan itu sekarang disosialisasikan lagi karena faktanya tetap ada sebagian masyarakat nan tak mengetahuinya. Dede juga mewanti-wanti proses penyesuaian penghapusan metode penjurusan itu memerlukan waktu.

"Apapun sistem pasti bakal ada penyesuaian. Proses ini tetap dirasakan lantaran tetap banyak orang tua nan ini nggak sama seperti dulu. Jadi pasti bakal ada riak-riak itu," kata dia.

Sementara, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo mengungkap pada tahun aliran 2022, 50 persen sekolah sudah menerapkan Kurukulum Merdeka. Sementara untuk 2024 tercatat sudah sekitar 90-an sekolah nan menerapkan Kurikulum Merdeka.

Lewat kebijakan itu, pemerintah berambisi siswa bisa lebih konsentrasi membangun pedoman pengetahuan nan relevan untuk minat dan rencana studi lanjutannya.

"Peniadaan bidang di SMA dimaksud merupakan bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka nan sudah diterapkan secara berjenjang sejak tahun 2021," kata Anindito saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (17/7).

(thr/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional