Komite Jurnalis Ungkap Kronologi Kasus Tewasnya Wartawan Tribrata TV

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Medan, CNN Indonesia --

Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Sumatera Utara telah melakukan verifikasi dan pendalaman mengenai kasus kebakaran rumah nan menewaskan wartawan Tribrata TV Rico Sempurna Pasaribu beserta tiga personil keluarganya di Kabupaten Karo, Sumut.

Koordinator KKJ Sumatera Utara Array A Argus mengatakan dari hasil investigasi ditemukan sejumlah kebenaran bahwa Rico Sempurna tewas usai memberitakan pertaruhan nan ada di Jalan Kapten Bom Ginting, Padang Mas, Kabanjahe, Karo, Sumut nan diduga melibatkan personil polisi.

"Dalam pemberitaan nan dimuat korban, dijelaskan ada keterlibatan oknum abdi negara berinisial HB. Sebelum kebakaran terjadi, ada rentetan kasus antara Sempurna Pasaribu dengan oknum abdi negara diduga berinisial HB tersebut," kata Array dalam keterangan tertulis, Selasa (2/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Array menyebut masalah bermulai ketika personil ormas, nan biasa duduk di warung tempat pertaruhan memohon pada Rico agar namanya ikut mendapatkan jatah alias duit perjudian. Pasalnya selama ini Rico juga sering mendapatkan jatah duit mingguan gambling dari oknum abdi negara tersebut.

"Korban kemudian menyampaikan permintaan personil ormas ini pada oknum abdi negara pengelola judi. Saat itu, oknum itu mengacuhkan pesan nan disampaikan oleh Sempurna. Lalu, Sempurna kembali menyampaikan perihal serupa kepada oknum tadi, agar personil ormas nan merupakan pemuda setempat itu diberikan sedikit duit bulanan," jelasnya.

Atas permintaan tersebut, oknum pengelola gambling lantas memberikan Rp100 ribu pada personil ormas tersebut. Namun personil ormas ini merasa tersinggung, lantaran argumen bahwa oknum pengelola gambling telah mengacuhkan dan meremehkan dirinya.

"Anggota ormas ini lantas memprovokasi Sempurna Pasaribu, hingga korban kemudian memberitakan letak pertaruhan nan ada dekat pondok aparat. Bahkan, Sempurna menulis nama komplit oknum itu dalam pemberitaan, dan membikin status di media sosial FB miliknya," terangnya.

Setelah buletin tayang, ada oknum abdi negara nan menghubungi pemimpin Rico, minta agar buletin nan tayang segera dihapus. Hanya saja, pihak perusahaan menolak.

Usai ditolak, diduga petugas kepolisian juga sempat menghubungi perusahaan media online tempat Rico bekerja, meminta agar pemberitaan dibuat secara halus.

"Berita dimaksud adalah peristiwa demo organisasi keagamaan di Kabupaten Karo, nan menuntut agar Kapolres Karo dicopot lantaran maraknya judi, prostitusi dan narkoba," ungkapnya.

Setelah pemberitaan muncul, ketua media Tribrata TV sempat menghubungi Rico. Saat itu Rico mengaku dirinya aman-aman saja.

Namun, Rico bercerita pada teman-temannya, bahwa dirinya merasa was-was setelah pemberitaan tersebut. Ia dan rekannya kemudian mendapatkan 'warning' dari ketua ormas di Kabupaten Karo, bahwa mereka sedang diikuti.

"Ketua ormas nan mengenal korban meminta agar Sempurna Pasaribu dan temannya untuk tidak pulang ke rumah. Sehingga korban memutuskan untuk tak kembali ke kediamannya selama beberapa hari. Korban juga sempat mengaku pada temannya mau menginap di Polres Karo demi keamanan dirinya," paparnya.

Karena argumen ini, Rico tak bisa dihubungi. Rico kemudian menyampaikan pada pimpinannya, bahwa HP miliknya terjatuh. Fakta lain terungkap, bahwa sebelum rumah Rico terbakar, rupanya dia sempat berjumpa dengan oknum abdi negara berinisial HB tersebut.

"Korban ditemani oleh rekannya untuk membicarakan masalah buletin gambling nan naik di media online Tribrata TV. Dalam pertemuan itu, HB meminta agar buletin nan sudah tayang segera dihapus. HB juga meminta kepada korban agar postingan nan ada di media sosial segera dihapus," pungkasnya.

Namun, Rico tidak menuruti permintaan HB. Karena tidak ada kesepakatan, Rico pun pulang ke rumahnya pada Rabu (26/6) tengah malam di Jalan Nabung Surbakti, Kelurahan Padang Mas, Karo. Setelah Rico masuk ke dalam rumah, rekan Rico nan sempat menemani meninggalkan lokasi.

"Informasi lain menyebutkan, bahwa sekira pukul 02.30 WIB, sebelum kebakaran terjadi, ada nan memandang sekira lima orang laki-laki berada di sekitar rumah korban. Lalu, pukul 03.00 WIB terjadilah kebakaran," sebutnya.

Usai kebakaran, sejumlah saksi diperiksa termasuk rekan Rico nan saat itu berbareng dengannya. Saat pemeriksaan, info menyebut bahwa interogator sempat mengambil handphone milik saksi (rekan Rico).

Saksi (rekan Rico) sempat menolaknya. Namun interogator pun mengambil HP saksi, dan menghapus pesan ketua ormas nan sempat memberikan 'warning' tersebut.

"Fakta lain dalam kasus ini, anak korban juga mengaku merasa terancam saat dimintai keterangannya di Polres Karo. Pada awak media setelah kehadiran Kapolda Sumut, anak wanita korban mengaku diminta mengamini keterangan nan tak pernah dia sampaikan kepada penyidik," ucapnya.

Atas temuan-temuan ini, KKJ Sumut menyatakan sikap meminta Kapolda Sumut untuk mengusut tuntas kasus ini, terutama mengungkap adanya kejanggalan-kejanggalan nan terjadi.

Kemudian meminta Panglima TNI untuk mengusut dugaan keterlibatan oknum TNI, nan disebutkan korban dalam pemberitaannya.

KKJ Sumut yang terdiri dari AJI Medan, IJTI Sumut, PFI Medan dan FJPI juga mendorong semua perusahaan media agar memperhatikan keselamatan setiap jurnalisnya nan bekerja di lapangan, dan terus mengingatkan agar bekerja sesuai kode etik.

Polisi buka suara

Terpisah, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi tidak menjawab secara spesifik temuan dari KKJ Sumut. Dia menyatakan polisi tetap mendalami kasus itu dengan scientific crime investigation.

"Asistensi Ditreskrimum Polda Sumut berbareng Penyidik Polres tanah Karo terus bekerja, sejumlah kebenaran mengenai peristiwa kebakaran sudah didapatkan polisi," ujarnya.

Hadi menyebut Polda Sumut berbareng Polres Tanah Karo mendirikan posko pengaduan untuk mengungkap penyebab kebakaran nan menewaskan empat orang itu.

"Silahkan masyarakat memberikan info apapun mengenai peristiwa kebakaran itu, apalagi family korban menyerahkan proses penanganan kepada Polisi, polisi minta semua tidak berspekulasi, polisi bekerja dengan beragam pendekatan ilmiah," paparnya.

Sementara itu, Pjs Kapolres Tanah Karo AKBP Oloan Siahaan, mengungkapkan polisi tengah intensif melakukan investigasi kebakaran tersebut, dengan melakukan olah TKP, pengumpulan peralatan bukti dan mendatangkan tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumut dan memeriksa 16 saksi.

Terkait berita rumah korban Sempurna Pasaribu sengaja dibakar Orang Tidak Dikenal (OTK) lantaran sebelum kejadian kebakaran sempat menulis buletin tentang dugaan letak pertaruhan di Kabupaten Karo, Oloan enggan menjawabnya.

Oloan menegaskan polisi tetap konsentrasi mengenai penyelidikan penyebab kebakaran rumah tersebut.

"Isu berkembang kami tetap dalami kasus kebakaran terjadi ini. Kami imbau masyarakat percayakan proses penyelidikan kepada kami. Jangan terprovokasi ikut menyebarkan isu-isu nan belum jelas kebenarannya," ungkapnya.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen Kristomei Sianturi mengatakan jika memang ada bukti keterlibatan anggota, peristiwa itu bisa dilaporkan ke Polisi Militer

"Jika memang ada bukti nan menunjukkan keterlibatan personil dalam kebakaran itu silahkan dilaporkan dan diserahkan ke Polisi Militer untuk diproses hukum," kata Kristomei saat dihubungi, Selasa (2/7).

Kristomei meminta dugaan keterlibatan itu dilengkapi bukti pendukung, tidak sekadar rumor.

"Kami terbuka dan sangat berterima kasih andaikan ada masyarakat nan mempunyai bukti keterlibatan personil TNI AD dalam pelanggaran norma tersebut. Justru itu membantu tugas kami dalam penyelidikan masalah tersebut," katanya.

Ia menyatakan proses norma bakal ditegakkan jika memang personil terlibat dalam peristiwa itu.

Diketahui, kebakaran menghanguskan satu unit warung kopi dan gerai kelontong milik Sempurna Pasaribu wartawan media Tribrata TV Kamis (27/6) sekitar pukul 03.40 WIB.

Dalam kejadian itu, empat orang tewas terbakar ialah Sempurna Pasaribu (40), istrinya Eprida Br Ginting (48), anaknya Sudiinveseti Pasaribu (12) dan cucunya berjulukan Lowi Situngkir (3).

(fnr/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional