Kritik BMAD Ubin Keramik, INDEF Usul Pemerintah Kucurkan Insentif Fiskal dan Jaga Pasokan Gas

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyarankan pemerintah memberikan insentif fiskal dan menjaga pasokan gas untuk mendorong industri keramik dalam negeri. Cara ini dinilai lembaga riset itu lebih tepat dibandingkan pengenaan bea masuk antidumping (BMAD) hingga 200 persen.

Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF, Andry Satrio Nugroho, mengatakan insentif fiskal diperlukan industri untuk restrukturisasi mesin produksi agar menyesuaikan dengan teknologi terbaru. Harapannya, industri dalam negeri tak kalah kompetitif dengan produk impor.

Selain itu, Andry menilai pemerintah kudu menjaga kuota dan kesiapan gas industri. Hal ini disebabkan pasokan gas nan dia nilai tetap terbatas. “Pelaku upaya jangan dijanjikan nilai gas murah tapi gasnya tidak ada," kata Andry dalam keterangan tertulis, dikutip Senin, 5 Agustus 2024.

Soal BMAD ubin keramik, INDEF merekomendasikan pemerintah mengkaji ulang rencana pemberlakuan kebijakan itu agar konsumen tidak dirugikan. Alih-alih mengenakan BMAD, lembaga riset itu memandang penerintah semestinya mencari pangkal persoalan nan dihadapi oleh pelaku upaya domestik terlebih dahulu.

Komite Antidumping Indonesia (KADI) sebelumnya menyatakan telah membuktikan adanya dumping ubin keramik dari perusahaan asal Cina ke Indonesia. Atas temuan itu, KADI merekomendasikan BMAD untuk ubin keramik dari sebelas kode harmonized system (HS).

Dalam menyelidiki kerugian industri ubin keramim dalam negeri, KADI membagi rentang waktu penyelidikan menjadi tiga periode, ialah Juli 2019–Juni 2020, Juli 2020–Juni 2021, Juli 2021–Juni 2022. Sementara periode penyelidikan dumping mencakup Juli 2021–Juni 2022. KADI menyatakan impor ubin keramik dari Cina meningkat pada periode penyelidikan dumping ini.

Iklan

Namun, menurut Ekonom Senior INDEF Faisal Basri, pada periode penyelidikan dumping itu, seluruh bumi tengah melalui proses pemulihan ekonomi pasca-Covid 19. Karena itu, dia menilai wajar nomor impor dari Cina meningkat. Sebab negara tempat ditemukannya jangkitan pertama virus Corona itu turut mengalami pemulihan pada 2022. “Ini mengubah seluruh cerita KADI itu,” ujar Faisal Basri dalam bertemu pers di sebuah hotel di area Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 16 Juli 2024.

Faisal Basri juga menyoroti sektor pengguna produk-produk ubin keramik, antara lain bangunan dan real estate. Ketika bumi tetap dilanda pandemi pada 2020, sektor bangunan melambat 3,26 persen, sementara real estate tumbuh 2,32 persen. Pada 2021, kedua sektor ini tumbuh menjadi masing-masing 2,81 persen dan 2,78 persen. Sektor pertumbuhan real estate menurun menjadi 1,72 persen satu tahun kemudian. “Ini kan kejadian Covid. Jangan semua disalahkan ke Cina,” kata dia.

Ketua KADI Danang Prasta Danial mengaku belum bisa memberikan tanggapan untuk kritik-kritik itu. Dia tak merinci alasannya tak berkomentar terhadap masukan-masukan nan ada. “Namun tentunya KADI terbuka untuk semua masukan konstruktif,” ujar Danang saat dihubungi Tempo, Selasa, 23 Juli 2024.

Pilihan editor: Daftar Ide Menu Makan Bergizi Gratis Versi Pemerintah, Terbaru Nasi Jagung

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis