CNN Indonesia
Senin, 20 Mei 2024 18:43 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Korps Marinir menjelaskan kronologi meninggalnya personil berjulukan Lettu Eko Damara di Kotis Koramil Dekai, Kodim 1715 Yahukimo, Papua Pegunungan beberapa waktu lalu.
Eko nan merupakan Dokter Satgas Pamtas Mobile RI-PN Yonif 7 Marinir, diduga meninggal bumi lantaran bunuh diri menembak kepala dengan senjata SS2-VI
Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal (Mar) Endi Supardi menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Sabtu (27/4) sekitar pukul 13.02 WIT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disclaimer kesehatan mental (CNN Indonesia/Fajrian)
Saat itu, Eko datang ke ruangan kesehatan dan memerintahkan dua prajurit lain untuk keluar.
"Pukul 13.04 WIT, Prada Hasan dan Pratu Agus keluar ruangan. Pukul 13.06 WIT, Prada Danu hendak memasuki ruangan kesehatan, namun ruangan tersebut dalam keadaan terkunci," kata Endi dalam konvensi pers di Mako Marinir, Senin (20/5).
Tidak lama, terdengar bunyi letusan senjata satu kali dari dalam ruangan kesehatan. Seorang prajurit lain lampau mencoba memandang lewat jendela. Endi mengatakan saat itu terlihat Eko dalam keadaan bersimbah darah.
"Dengan posisi tubuh bersandar pada tembok ruangan, senjata SS2-V1 tersandar dengan posisi popor di atas paha sebelah kanan, kemudian laras senjata menyilang ke kiri ke atas dada dan tangan kanan tetap memegang pistol grip," ujar Endi.
Ruangan itu lampau didobrak. Anggota TNI lain lampau memberi pertolongan pertama. Eko disebut tetap hidup ketika itu. Perwira TNI tersebut lampau dibawa ke RSUD Dekai dan tiba pada pukul 13.15 WIT.
"Langsung dapat penanganan medis oleh Dokter April, master jaga RSUD Dekai. Lalu pada pukul 14.00 WIT, Dokter April menyampaikan bawah Lettu Eko tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia," kata Endi.
Jenazah lampau dibawa ke masjid untuk dimandikan, dikafani dan disalatkan. Endi mengatakan lantaran jenazah bakal dibawa ke kampung laman Eko di Sumatera Utara, jenazah juga diformalin.
Dalam kesempatan itu, orang nan memandikan jenazah Eko juga dihadirkan dalam panggilan video.
Endi bertanya kepada orang memandikan jenazah, apakah ada lebam dan sundutan rokok di tubuh Eko, seperti pernyataan pihak keluarga.
Orang nan memandikan jenazah itu lampau menyatakan tidak memandang adanya lebam dan jejak sundutan rokok. Pernyataan nan sama juga disampaikan oleh salah satu master RSUD Dekai nan memandang jenazah Eko.
"Bapak nan memandikan memandang langsung bahwa di kepala, di tangan, di badan di kaki tidak ada luka lebam," kata Endi.