Kronologi Muhammadiyah Tarik Dana dari Bank Syariah Indonesia dan Efeknya ke Saham BSI

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Muhammadiyah, salah satu organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar di Indonesia, baru-baru ini memutuskan untuk menarik seluruh dananya dari PT Bank Syariah Indonesia (BSI).

Keputusan ini berakibat signifikan terhadap pergerakan saham BSI nan mengalami penurunan drastis. Berikut adalah kronologi peristiwa ini dan dampaknya terhadap pasar saham.

Latar Belakang Keputusan Muhammadiyah

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal, Anwar Abbas menjelaskan bahwa penempatan biaya Muhammadiyah terlalu terkonsentrasi di BSI. Hal ini menyebabkan bank-bank syariah lain kesulitan bersaing dengan margin nan ditawarkan BSI.

“Sehingga bank-bank syariah lain tersebut tidak bisa berkompetisi dengan margin nan ditawarkan oleh BSI, baik dalam perihal nan berasosiasi dengan penempatan biaya maupun pembiayaan. Bila perihal ini terus berlangsung, maka tentu persaingan di antara perbankan syariah nan ada tidak bakal sehat dan itu tentu jelas tidak kita inginkan,” kata Anwar dalam keterangan tertulis kepada awak media di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2024.

Anwar Abbas menegaskan bahwa Muhammadiyah mempunyai komitmen tinggi untuk mendukung perbankan syariah di Indonesia. Oleh karena itu, Muhammadiyah merasa perlu melakukan rasionalisasi dan konsolidasi terhadap masalah keuangannya. Keputusan ini juga dimaksudkan untuk menata finansial mereka dengan lebih baik, terutama dalam perihal penempatan biaya dan pembiayaan.

“Untuk itu Muhammadiyah merasa perlu menata banyak perihal tentang masalah keuangannya termasuk dalam perihal nan mengenai dengan bumi perbankan terutama menyangkut tentang penempatan biaya dan juga pembiayaan nan diterimanya,” tambah Anwar.

Dilansir dari Antara, keputusan ini tertuang dalam Memo Muhammadiyah Nomor 320/1.0/A/2024 tentang Konsolidasi Dana nan dikeluarkan pada 30 Mei 2024. Muhammadiyah secara resmi menginstruksikan pengalihan dananya dari BSI ke beberapa bank syariah lainnya seperti Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, serta bank syariah lainnya di daerah.

Dampak ke Saham BSI

Keputusan ini berakibat langsung pada perdagangan saham BSI. Setelah pengumuman resmi pada 5 Juni 2024, saham BSI dengan kode BRIS mengalami penurunan sebesar 20 pedoman poin ke level Rp 2.260 per lembar.

Penurunan ini terus bersambung hingga akhir pekan Jumat, 7 Juni 2024, di mana saham BSI ditutup pada level Rp 2.180 per lembar, turun dari posisi awal pekan nan berada di area hijau.

Iklan

Menurut analis Samuel Sekuritas, Suria Dharma, berita penarikan biaya Muhammadiyah mengejutkan pelaku pasar. “Jumlahnya lumayan dibanding jumlah biaya pihak ketiga (DPK) nan dikelola,” ujarnya. BSI tercatat mengelola Rp 297 triliun DPK per akhir Maret 2024.

Menanggapi keputusan ini, Corporate Secretary BSI, Wisnu Sunandar, menyatakan bahwa BSI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis bagi seluruh pemangku kepentingan. BSI bakal tetap memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

"Terkait pengalihan biaya oleh PP Muhammadiyah, BSI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis dan siap bekerja-sama dengan seluruh stakeholder dalam upaya mengembangkan beragam sektor ekonomi umat. Terlebih bagi upaya mikro, mini dan menengah (UMKM) nan merupakan tulang punggung ekonomi bangsa,” kata Wisnu dalam keterangan tertulisnya.

Tanggapan Pengamat

Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, penurunan saham BSI pasca penarikan biaya Muhammadiyah adalah kondisi nan wajar mengingat besarnya pengaruh ormas tersebut di Indonesia. Meski demikian, tren negatif ini diprediksi tidak bakal berjalan lama.

“Karena dipolitisasi, sehingga gonjang-ganjing terhadap saham emiten BSI di bursa efek. Saya optimis penurunan saham di bursa pengaruh ini berkarakter sesaat,” kata Ibrahim saat dihubungi pada Rabu, 12 Juni 2024.

Dikutip dari Koran Tempo Edisi 10 Juni 2024, Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama juga menilai bahwa pengaruh penarikan biaya Muhammadiyah terhadap saham BSI tidak signifikan dalam jangka panjang. Menurutnya, jumlah biaya nan ditarik relatif mini dibandingkan dengan total DPK nan dikelola Bank Syariah Indonesia. Artinya, likuiditas perusahaan tetap kondusif untuk mendukung operasional dan ekspansi.

PUTRI SAFIRA PITALOKA | ADIL AL HASAN
Pilihan editor: Saham BSI Loyo Setelah Muhammadiyah Tarik Dana, Sampai Kapan Dampaknya

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis