TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra membeberkan untung bersih alias net income nan dicatatkan perusahaan per akhir Oktober 2024 mencapai US$ 18,11 juta alias sekitar Rp 284,32 miliar (asumsi kurs Rp 15.700,8 per dolar AS). Angka tersebut berbanding terbalik dengan kerugian bersih nan dibukukan perseroan pada periode serupa tahun lampau US$ 82,86 juta.
Dalam public expose nan digelar di Kawasan Bandara International Soekarno Hatta, Jakarta, pada hari ini, Irfan menjelaskan capaian net income perusahaan berkode saham GIAA itu disebabkan oleh adanya perubahan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 menjadi PSAK 107.
Net income itu, kata Irfan, tetap berasal dari sebesar 10 persen lessor (penyewa pesawat) nan menyetujui PSAK 107, dari total seluruh pesawat sewaan di bawah perseroan. "Ini sudah 10 persen setuju. Sebesar 10 persen jumlah pesawat ya," ujar Irfan, seperti dikutip dari Antara, Senin, 11 November 2024.
Bila semua lessor (penyewa pesawat) menyetujui penerapan PSAK 107, Irfan percaya ekuitas perseroan di masa mendatang dapat berbalik positif daripada posisi negatif saat ini.
"Per kemarin Oktober 2024 kita bukukan (PSAK 107) langsung bisa positif, 10 persen dari list total pesawat," ujarnya. "Berarti, kelak ke depan juga, jika semuanya sudah setuju, kita udah langsung positif, ekuitas kita positif."
Adapun PSAK 73 merupakan standar pembukuan transaksi sewa pada beban operasi. Sementara PSAK 107 adalah standar akuntansi untuk janji ijarah nan digunakan dalam pembiayaan oleh bank syariah dan lembaga finansial lainnya.
PSAK 73 mengatur biaya sewa pesawat bakal dimasukkan sebagai beban operasional. Sedangkan PSAK 107 menyebut biaya sewa pesawat bakal akan menjadi cash basis.
BUMN nan bergerak di industri penerbangan tersebut per Oktober 2024 membukukan pendapatan US$ 2,84 miliar, alias naik 16,13 persen (yoy) dibandingkan sebelumnya senilai US$ 2,44 miliar. Dalam periode itu, EBITDA Garuda tercatat senilai US$ 780,34 juta alias naik 13,82 persen (yoy) daripada US$ 685,6 juta pada periode sama tahun sebelumnya.
Di periode nan sama, operating result perseroan tercatat US$ 310,4 juta. Angka ini meningkat 19,69 persen (yoy) jika dibandingkan US$ 249,3 juta pada periode serupa tahun lalu.