Lulus SMA CT Arsa, Farhan Anak Driver Ojol Diterima 8 PT Luar Negeri

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Solo, CNN Indonesia --

Lulusan terbaik SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo, Farhan Agus Ferdiansyah (17), bakal melanjutkan kuliah di University of Sydney, Australia. Ia diterima di bidang electrical engineering alias teknik elektro.

Remaja kelahiran Solo 8 Agustus 2006 itu menjadi penerima Beasiswa Indonesia Maju dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek).

Putra pasangan Zaky Ryan Isnaini dan Lia Diana itu sebenarnya diterima di sembilan bidang dari delapan universitas top mancanegara. Selain diterima di University of Sydney, Farhan juga diterima di Monash University Engineering, The University of Queensland, The University of Melbourne, UNSW Sydney, Curtin University, Wageningen University and Research, Monash University, dan NTU Singapore.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Insya Allah saya bakal berangkat ke University of Sydney di Australia bulan Juni nanti," kata Farhan usai aktivitas wisuda, Sabtu (25/5).

Farhan memilih bidang electrical engineering bukan tanpa alasan. Sejak kecil, dia memang doyan ngoprek komputer. Ia suka mengutak-atik alat-alat elektronik nan rusak.

"Jadi electrical engineering saya rasa adalah perihal nan pas buat saya," ucap dia.

Farhan mengaku awalnya tidak pernah terbayang belajar di perguruan tinggi di luar negeri. Minatnya belajar di mancanegara baru muncul setelah mengikuti beragam kejuaraan sains.

"Tapi seiring berjalannya waktu, sering ikut olimpiade, saya tertarik belajar di luar negeri," katanya.

Ia pun berterima kasih kepada CT Arsa Foundation nan sudah memberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan berbobot secara cuma-cuma. Selain belajar dari guru-guru terbaik, jiwa kompetitif Farhan juga makin terasah selama belajar di SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo.

"Saya mendapatkan banyak kesempatan mengikuti lomba-lomba seperti OSN, dan beragam universitas. Alhamdulillah mendapat beberapa juara dan beberapa juga ada nan hanya finalis," katanya.

Anak driver ojol

Ayah Farhan, Zaky, tak menduga anaknya bakal belajar di luar negeri. Ia mengatakan secara ekonomi rasanya susah membiayai kuliah Farhan di dalam negeri, apalagi di luar negeri.

"Dulu saya punya upaya tapi bangkrut, semua kekayaan habis, rumah pun disita sama bank," tutur Zaky.

Saat kondisi ekonomi family mulai limbung, Zaky kesulitan memenuhi biaya sekolah Farhan nan duduk di salah satu SD swasta. Ia pun memutuskan jadi pengemudi ojek online.

"Tahun 2018 saya ikut ojek online. Saya hanya punya satu akun," katanya.

Kemudian, Zaky dan istri memutuskan menyekolahkan Farhan di SMP negeri nan bebas biaya. Saat Farhan duduk di kelas 8 SMP, Zaky mendengar tentang SMA Unggulan CT Arsa Foundation. Ia pun menawarkan kepada anaknya sekolah di sana.

"Kalau pengin sekolah di situ kami sorong Anda kudu berprestasi. Alhamdulillah diterima," katanya.

Terinspirasi kitab 'Si Anak Singkong'

Lia bercerita tertarik menyekolahkan anaknya di SMA Unggulan CT Arsa Foundation lantaran membaca kitab riwayat hidup Chairul Tanjung Si Anak Singkong. Ia mau Farhan bisa berfaedah bagi orang banyak.

"Saya dulu baca biografinya Pak CT nan Anak Singkong itu. Saya mau anak-anak saya bisa sukses seperti pak CT, berfaedah untuk anak-anak kurang mampu," katanya.

Lia pun mendorong anaknya terus mengejar prestasi. Farhan memang tidak pernah dituntut untuk menjadi juara, tapi dia diharuskan berupaya semaksimal mungkin.

"Harus semaksimal mungkin. Kalau Anda mau kuliah, Anda kudu cari beasiswa. Karena orang tua memang tidak mampu," ucap dia.

(syd/tsa)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional