Manis Budidaya Lebah Madu Serka Meldi dan Warga di Gunung Demit Bintan

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Tanjungpinang, CNN Indonesia --

Sersan Kepala (Serka) Meldi Wahyuda memutuskan membudidayakan lebah madu jenis trigona di Gunung Demit, Kampung Pasiran, Desa Sri Bintan, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau pada 2018 lalu.

Meldi merupakan personil TNI AU nan bekerja di Satuan Radar 213, Tanjungpinang. Ada beberapa jenis lebah madu nan dibudidayakan seperti trigona itama, tetrigona apicalis, lopotrigona canifront dan biroi.

Meldi memandang potensi alam nan sangat mendukung di Desa Sri Bintan. Lebah trigona alias nan dikenal dengan penduduk setempat dengan julukan kelulut banyak ditemukan di wilayah tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak lebah trigona dan rimba di Desa Sri Bintan tetap asri, sangat mendukung untuk budidaya, apalagi pas Covid, madu kita banyak dicari," kata Meldi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (21/6).

Meldi turut membujuk penduduk setempat membantunya budi daya lebah tersebut. Ia juga mengajarkan mereka hingga bisa menghasilkan pendapatan puluhan juta rupiah sekali panen.

Saat cuaca bagus, mereka bisa panen madu mencapai 400 kilogram. Hasil panen madu dari budi daya ini membantu perekonomian warga. Mereka ada nan digaji per bulan maupun bagi hasil.

"Penghasilan per bulan di nomor rata-rata Rp15 sampai Rp20 juta, total 16 orang warga, ada nan bergaji bulanan dan ada nan bagi hasil tergantung kerjanya," ujar Meldi 

Meldi menyebut tidak mempunyai skill unik dalam membudidayakan lebah madu trigona. Ia mengaku hanya belajar secara otodidak dari para organisasi lebah nan ada di media sosial.

Meldi menjelaskan budi daya lebah madu ini awalnya dengan membikin kotak toping segi empat dipasang di setiap pohon nan sudah ditebang. Kotak tersebut dibiarkan menjadi sarang para lebah tersebut.

Menurutnya, di sekitar tempat budi daya sudah terdapat koloni lebah. Koloni merupakan kumpulan lebah dalam satu sarang, seperti lebah pekerja, lebah jantan, lebah penjaga, larva telur dan sang ratu.

Awalnya hanya tiga koloni, setelah dikembangkan saat ini sudah terdapat kurang lebih 600 koloni hasil budi daya berbareng warga.

Supaya proses panen cepat di sekitar sarang lebah di tanam tumbuhan penghasil nektar, polen dan resin seperti tanamannya jambu, mangga, jengkol, karet, pete, santos, air mata pengantin dan lainnya.

erka Meldi Wahyuda seorang prajurit TNI - AU nan bekerja di Satuan Radar 213 Tanjungpinang Kepulauan Riau, sukses membudidayakan lebah madu jenis Trigona di Gunung Demit Kampung Pasiran, Desa Sri Bintan, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.Foto: CNN Indonesia/ Ar Pandi
Serka Meldi Wahyuda seorang prajurit TNI AU membudidayakan lebah madu jenis trigona di Gunung Demit Kampung Pasiran, Desa Sri Bintan, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.

Taman wisata lebah madu

Tidak hanya membudidayakan lebah madu, Meldi juga membikin taman edukasi sebagai lokasi wisata alam nan banyak dikunjungi visitor asing dari Australia, Prancis, India, Malaysia, Singapura maupun visitor lokal.

Wisatawan asing dikenakan tarif Rp150.000, sementara visitor lokal dikenakan biaya Rp30.000 untuk masuk area tersebut. Para visitor juga bisa membeli madu nan dikemas di dalam botol.

Harga per botol madu mulai dari Rp150 ribu hingga Rp2 juta, sesuai jenis madu dan ukuran botol.

Meldi mengatakan para visitor juga bisa menikmati langsung madu dari sarangnya dengan menggunakan perangkat sedotan.

"Untuk lokal kita kenakan nilai Rp30 ribu, turis Rp150 ribu sudah bisa minum madu di sarangnya cuma-cuma minuman penyambutan tamu dan cuma-cuma edukasi mengenai budidaya lebah trigona," ujarnya.

Sebagai prajurit TNI AU, Meldi mendapat penghargaan dari Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dalam arena Soedirman Awards pada 2023 lalu.

Bagi penduduk Kampung Pasiran, Desa Sri Bintan, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, budi daya lebah madu ini sangat membantu ekonomi penduduk di tengah tidak ada pekerjaan.

Salah seorang penduduk Desa Sri Bintan, Ratmi mengatakan hasil bekerja budi daya lebah dengan Meldi sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Sangat membantu, pendapatannya tergantung dengan jumlah visitor nan datang ke tempat budidaya lebah," kata Ratmi saat diwawancara, Jumat (21/6).

Ratmi mengaku mulai bekerja dengan Meldi pada 2020 lalu. Saat itu dia kudu berakhir bekerja sebagai pembimbing PAUD lantaran konsentrasi mengurus orang tuanya nan sudah lansia.

"Setelah berakhir dari PAUD, saya diajak Bang meldi untuk berasosiasi tahun 2020 lalu," katanya.

Warga lain, Prayitno juga bercerita memandang perkembangan Meldi membudidayakan lebah madu sangat potensial, sehingga dirinya memutuskan untuk berasosiasi dalam wadah golongan sadar taman wisata edukasi.

Prayitno pun memutuskan berakhir bekerja di Pemerintahan Desa. Ia konsentrasi menggeluti budi daya lebah madu trigona pada 2021.

Menurutnya, secara finansial menjanjikan lantaran pada satu tahun pertama sudah bisa panen. Sanjutnya dalam waktu empat bulan sekali panen kembali secara dengan volume kurang lebih 1 liter dalam satu rumah lebah.

"Secara finansial, sudah pasti sangat menjanjikan dan membantu ekonomi keluarga," ujarnya.

*Tulisan ini bakal diikutsertakan untuk Lomba KASAU Awards 2024

(arp/fra)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional