Massa Tak Dikenal Serang Demo dan Diskusi Sipil 2 Hari Berturut-turut

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah aktivitas masyarakat sipil diadang oleh massa tak dikenal dalam dua hari terakhir, seperti diskusi Forum Tanah Air dan tindakan mengarak 'Raja Jawa' di Jakarta.

Acara-acara ini memang digelar sebagai corak kritik terhadap beragam peristiwa sosial politik nan terjadi dalam beberapa bulan terakhir, terutama menyinggung rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam undangan nan diterima mengenai tindakan arak-arakan, massa tindakan disebut bakal mengarak 'Raja Jawa' dan membacakan '7 deadly sins' dari rezim nan dianggap telah memperburuk kondisi kerakyatan dan kelestarian lingkungan.

Massa tindakan awalnya berencana kumpul di Taman Menteng Jakarta Pusat sekitar pukul 14.00 WIB dan melakukan longmars ke Skate Park Dukuh Atas. Namun, saat tindakan hendak dimulai dari Taman Menteng, tiba-tiba segerombolan massa tak dikenal mengadang dan merampas perangkat peraga tindakan nan mereka bawa.

"Mereka lihat poster nan kita bawa. Tiba-tiba perangkat peraga diambil, poster nan Raja Jawa. Semua diambil. Mereka banyak. Mereka lebih banyak. Toa diambil," kata salah satu peserta tindakan berjulukan Arhan.

Namun, massa tetap melanjutkan tindakan dengan melewati rute Jalan HOS Cokroaminoto, Jalan Imam Bonjol, hingga Jalan Jendral Sudirman.

Saat di jalan Jenderal Sudirman dan hendak belok menuju area Skate Park Dukuh Atas, mereka tiba-tiba dihalau oleh sekelompok massa tak dikenal lagi. Sekelompok massa itu meminta tindakan dibubarkan.

Pantauan CNNIndonesia.com, terlihat massa tak dikenal ini mencoba merebut atribut aksi. Mereka juga terlibat cekcok hingga timbul kericuhan.

"Mereka incar di pinggir jalan. Nah pas pertigaan mereka sigap tiba-tiba lari ambil perangkat peraga. Mereka juga menendang," kata salah satu peserta tindakan Arhan.

Usai ricuh, para peserta tindakan pun perlahan-lahan membubarkan diri sekitar pukul 15.37 WIB

Penyerangan juga dirasakan oleh obrolan nan diselenggarakan oleh Forum Tanah Air di sebuah hotel di Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (28/9). Diskusi nan dihadiri oleh sejumlah tokoh seperti Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, M. Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah, dan Sunarko itu dibubarkan paksa oleh sekelompok orang tak dikenal.

Din Syamsuddin mengatakan awalnya sejak pagi sekelompok massa tak dikenal telah melakukan tindakan orasi dari atas mobil komando di depan hotel sebelum aktivitas dimulai.

"Tidak terlalu jelas pesan nan mereka sampaikan selain mengkritik para narasumber nan diundang dan memihak rezim Presiden Jokowi," kata kata Din dalam keterangannya.

Kemudian, saat aktivitas bakal dimulai massa tersebut justru masuk ke dalam ruangan dan mulai melakukan tindakan perusakan.

"Acara baru bakal dimulai massa pemberontak memasuki ruangan hotel dan mengobrak abrik ruangan. Polisi terlihat tak bersuara membiarkan massa pengacau," ucap Din.

Akibatnya, aktivitas obrolan batal dan menjadi konvensi pers. Dalam konvensi pers itu, para pembicara mengecam tindakan sadis golongan massa dan menyayangkan abdi negara keamanan tidak menjaga keamanan dan melindungi masyarakat nan berkumpul di ruangan hotel.

Marwan Batubara nan juga turut datang dalam aktivitas itu membenarkan ihwal tindakan penyerangan nan dilakukan oleh sekelompok orang. Sekuriti hotel katanya juga apalagi juga turut menjadi korban dalam tindakan penyerangan tersebut.

"Mereka masuk ke dalam ruangan dan mengobrak-abrik perangkat, misalnya ada tripod, screen untuk in focus alias display lah ya, lampau mic, ada tongkat mic dicabut dipukulkan ke meja pokoknya menyerang dengan langkah nan brutal," tutur dia.

"Dan ini kita nyatakan, setelah itu kan konvensi pers, ini tidak beradab, ini primitif, ini biadab, ini represif, itu secara objektif memang seperti itu adanya," sambungnya.

(feb/rds)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional