TEMPO.CO, Jakarta - Analis menilai program quick win alias Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) milik Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bakal berpengaruh kepada sejumlah emiten dan sektor saham. Program-program itu menyantap biaya hingga Rp121 triliun dan rencananya dieksekusi setelah pelantikan hingga 2025 mendatang.
Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama, Kiswoyo Adi Joe, menganggap sektor nan sigap merasakan akibat dari program quick win Prabowo Subianto adalah emiten produsen susu hingga peternakan. Menurutnya, program nan berangkaian dengan pangan bakal sigap terealisasi. “Sektor konsumen ini kan kebutuhannya besar. Program makan bergizi cuma-cuma sepertinya sudah dipersiapkan dengan baik,” kata Kiswoyo saat dihubungi Tempo, Rabu, 16 Oktober 2024.
Sebagai informasi, salah satu program quick win Prabowo Subianto adalah makan bergizi cuma-cuma nan menyantap anggaran sebesar Rp 71 triliun. Program ini nantinya bakal mencakup 15,42 juta jiwa di 514 kabupaten/kota.
Kiswoyo menilai, emiten seperti PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk (ULTJ), PT Garudafood (GOOD), hingga PT Indofood Sukses Makmur (ICPB). Kiswoyo menargetkan ICPB berada di level 13.000 dan ULTJ 2.000 di akhir tahun 2024.
Selain itu, dia memproyeksikan sejumlah emiten peternakan dan unggas juga bakal mendapat katalis positif dari kebutuhan bahan protein untuk program makan bergizi gratis. “Kalau untuk peternakan dan unggah menurut saya juga bakal terdampak. CPIN hingga Japfa, paling tidak bisa bantu produksi telur,” katanya.
Adapun, program pemeriksaan kesehatan cuma-cuma untuk tekanan darah, gula darah, foto rontgen, dan skrining penyakit katastropik juga diperkirakan bakal berakibat pada sejumlah emiten di bagian kesehatan dan laboraturium. Program ini menyantap anggaran sebesar Rp 3,2 triliun. Pemerintah baru mendatang berkomitmen untuk menuntaskan kasus tuberkulosis (TBC) dengan sasaran penurunan TBC menjadi 272 per 100.000 penduduk.
Iklan
Beberapa emiten seperti PT Prodia Widyausaha (PRDA) nan bergerak di bagian laboraturium hingga Kalbe Farma (KLBF), Kiswoyo nilai, bakal mendapat katalis positif dari program ini. Ia mematok sasaran PRDA di level 3.200 dan KLBF 1.850 pada akhir 2024.
Sementara itu, analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai sejauh ini banyak saham nan sudah ter-price in alias mengalami kenaikan nilai akibat terafiliasi dengan sejumlah program Prabowo-Gibran. Hal itu, kata dia, apalagi terjadi sebelum kabinet baru dilantik pada 20 Oktober 2024 mendatang. “Sebagian sudah sejak lama ter-price in,” kata Nafan pada Rabu.
Nafan mengatakan, hubungan tidak terbatas pada program-program kerja namun juga kepada hubungan politik di kabinet. Sejumlah saham nan terafiliasi ke Prabowo-Gibran alias partai pendukungnya, kata dia, beberapa waktu terakhir sudah mendapat sentimen positif.
Pilihan editor: Dudy Purwagandhi, Anak Buah Haji Isam Akan Jadi Menteri Prabowo, CELIOS: Kabinet Balas Budi