Mengenal Konsep Kota Spons IKN yang Bisa Serap Air Hujan

Sedang Trending 6 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta -Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara diproyeksikan menggunakan konsep sponge city alias kota spons. Otoritas IKN menggandeng salah satu lembaga riset terkemuka di bagian pengelolaan air dan lingkungan asal Den Haag, Belanda, Deltares, untuk mewujudkan konsep itu. 

“Setelah DPR mengunjungi sejumlah sponge city di Australia beberapa waktu lalu, mereka memandang bahwa konsep tersebut cocok untuk (diterapkan) di Indonesia. Walaupun sejak awal sponge city sudah masuk di blueprint di IKN, kita perlu memperkuatnya lagi agar betul-betul ada pengaturan tata kelola air di Nusantara,” kata Kepala Otorita IKN kala itu, Bambang Susantono di Den Haag, Belanda, Senin, 9 Oktober 2023 waktu setempat.

Mengenal Kota Spons

Melansir unggahan akun IG Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rabu, 7 Agustus 2024, kota spons merupakan konsep pengelolaan air perkotaan nan menjadikan kota layaknya spons nan dapat menyerap, menyimpan, dan mengelola air hujan secara efektif. 

Konsepkota spons lebih dulu diterapkan di sejumlah kota besar dunia, seperti Shanghai (Cina), Auckland (Selandia Baru), London (Inggris), Mumbai (India), dan Philadelphia (Amerika Serikat). Penerapannya bermaksud untuk mengurangi akibat banjir, meningkatkan mutu air, dan mempromosikan penggunaan sumber daya air secara bijak di lingkungan perkotaan. 

Kota spons dapat diwujudkan dengan membangun beragam prasarana hijau, seperti genting hijau, taman kota, dan lahan basah. Selain itu, peningkatan sistem drainase dengan penggunaan kolam retensi, jaringan pipa, dan teknologi untuk menghimpun, menyaring, dan memanfaatkan air hujan juga tidak kalah penting. 

Penerapan Konsep Kota Spons di IKN

Melansir laman Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pembangunan area IKN berasas konsep kota spons diwujudkan dalam perencanaan area nan mempunyai ruang terbuka hijau (RTH) dan biru nan tersebar luas dan terhubung dalam satu-kesatuan tata hidrologis. 

Desain akomodasi perkotaan di IKN ditargetkan bisa menahan dan menyerap air hujan dengan sigap melalui pembangunan genting hijau pada gedung gedung, jalan, dan trotoar berpori, serta sistem bioretensi. Prinsip penerapan kota spons di IKN adalah mengurangi limpasan permukaan serta memaksimalkan penyerapan dan pemanenan air hujan. 

Pengembangan IKN sebagai kota spons mempunyai tiga tujuan, yaitu: 

Iklan

Kota Nusantara (Archipelago City)

Dilakukan dengan mengintegrasikan wilayah detensi (koridor hijau dan biru) untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan menunjang persediaan air bersih. Kemudian, RTH dan badan air dijadikan fondasi struktur pembentuk kota. 

Kota Penyerap (Absorbent City)

Diimplementasikan dengan langkah mengarahkan limpasan air hujan nan mengalir untuk dikumpulkan di taman kota. Taman kota dibangun sebagai RTH nan bergerak dan berkarakter seperti spons nan menyerap air limpasan. Koridor hijau dan biru bertindak sebagai penangkap limpasan kota dan menjadi koridor bagi jenis hewan sekunder. 

Kota Terpadu (Integrated City)

Elemen-elemen akomodasi perkotaan di IKN diintegrasikan sebagai komponen nan bisa menghimpun air hujan dan meningkatkan daya serap tanah. Tujuannya agar dapat berkontribusi dalam perbaikan lingkungan habitat. 

Adapun penerapan konsep kota spons di IKN diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara. Dalam peraturan itu disebutkan bahwa tujuan pengimplementasiannya untuk mengembalikan dan menjaga siklus alami air nan berubah lantaran kegunaan dan tutupan lahan. 

Pilihan editor: Asaki Bantah BMAD Ubin Keramik asal Cina bakal Naikkan Harga: Ada Negara Eksportir Lain

Melynda Dwi Puspita berkontribusi dalam tulisan ini.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis