Mengenal Pelni, Perusahaan Pelayaran Terbesar dengan Kapal-kapal yang Sudah Saatnya Pensiun

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pelni berambisi bisa meremajakan kapalnya. Di antara 26 kapal nan melayani rute tetap, sebagian besar sudah berumur tua ialah di atas 30 tahun. Paling anyar adalah KM Dempo nan tergolong muda, diproduksi pada 2008.

"Usia ekonomis kapal itu 30 tahun dan itu tergantung perawatan. Semakin tua (kapal) maka semakin berat perawatannya," kata Manajer Komunikasi Pelni Ditto Pappilanda di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin, 17 Juni 2024.

Perusahaan pelayaran pelat merah ini, sedang mempersiapkan pensiunnya dua kapal tua nan berumur 39 tahun, ialah KM Umsini dan Kelimutu.

"Kapal Umsini dan Kelimutu itu nan masuk prioritas untuk kami ganti," kata Ditto. 

PT Pelayaran Nasional Indonesia, demikian kepanjangan Pelni, berencana mengganti unit kapal nan sudah beraksi sejak 1985 itu demi keamanan dan kenyamanan penumpang. Tapi mereka tetap menunggu realisasi Penyertaan Modal Negara (PMN) dari Kementerian Keuangan.

Apabila PMN dapat direalisasikan pada 2024 maka kapal bisa diproduksi oleh perusahaan galangan kapal dan diperkirakan bisa dioperasikan pada 2026-2027.

Ia menambahkan, mengingat di dalam negeri belum ada produsen kapal penumpang dengan kapabilitas di atas 1.000 orang, maka Pelni melakukan survei galangan kapal di Eropa di antaranya Jerman, Yunani dan Italia. Mereka juga menjajaki  galangan kapal tiga negara di Asia ialah Cina, Jepang dan Korea Selatan.

Dengan dugaan nilai untuk satu unit kapal baru mencapai sekitar Rp1,5 triliun maka per tahun pihaknya mengupayakan mendapatkan PMN sebesar Rp3 triliun untuk mengganti minimal dua kapal lama menjadi kapal baru.

Raih Keuntungan

Pelni meraih untung bersih sebesar Rp 113,32 miliar pada semester I 2023 alias meningkat 12 persen dibandingkan periode nan sama pada 2022. Jumlah ini 106 persen dari sasaran semester I 2023 alias 60 persen dari sasaran tahun 2023, kata Direktur Utama Pelni Tri Andayani, 2 Agustus 2023.

Pelni menargetkan meraih untung sebesar Rp 190 miliar pada akhir 2023. Sampai semester I 2023, Pelni mencatatkan pendapatan upaya sebesar Rp 2,65 triliun alias telah mencapai 95 persen dari sasaran semester I 2023 alias 48 persen dari sasaran 2023.

Pelni pada semester I 2023, telah melayani sebanyak 2.630.935 orang alias mencapai 115 persen dari sasaran semester I 2023 alias 61 persen dari sasaran 2023. Jumlah penumpang tersebut meningkat 137 persen dari realisasi penumpang pada periode nan sama di 2022.

Angka di atas terdiri dari 2,2 juta orang untuk kapal penumpang dan 450 ribu orang untuk kapal perintis. Pelni sendiri mempunyai 26 kapal penumpang dan mengoperasikan 41 trayek kapal perintis.

Untuk muatan kontainer, pada semester I 2023, Pelni telah mengangkut 11.908 teus alias mencapai 90 persen dari sasaran semester I 2023 alias 44 persen dari sasaran 2023.

Iklan

Sedangkan untuk muatan general cargo, Pelni telah mengangkut 61.166 ton per meter kubik pada semester I 2023 alias mencapai 85 persen dari sasaran semester I 2023 alias 43 persen dari sasaran 2023.

26 Kapal Penumpang

Saat ini, Pelni mengoperasikan 26 kapal penumpang untuk trayek antar-pulau. Sebagian besar kapal produksi sebelum tahun 2000. Kapal-kapal tersebut adalah: KM Awu, KM Binaiya, KM Bukit Raya, KM Bukit Siguntang, KM Ciremai, KM Dobonsolo, KM Dorolonda, KM Egon, KM Fudi.

KM Ganda Dewata, KM Gunung Dempo, KM Kelimutu, KM Kelud, KM Lawit, KM Labobar, KM Lambelu, KM Leuser, KM Nggapulu, KM Pangrango, KM Sangiang, KM Sinabung, KM Sirimau, KM Tatamailau, KM Tidar, KM Tilongkabila, KM Wilis, KM Umsini.

Kendala nan dihadapi untuk kapal berumur tua itu ialah belum efisien dari sisi bahan bakar hingga suku cadang nan susah didapat segera andaikan dalam keadaan mendesak apalagi suku cadang kapal tua sudah tidak diproduksi lagi.

Idealnya, kata Ditto, Pelni mempunyai minimal 90 unit kapal laut lantaran peran strategis BUMN itu melayani wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) baik untuk pikulan perintis, pikulan ternak, tol laut hingga kapal rede alias kapal feeder.

Selain kapal Umsini dan Kelimutu, beberapa kapal lain nan berumur tua di antaranya kapal Lawit nan beraksi sejak 1986 alias sudah 38 tahun dan kapal Tidar sejak 1988 alias 36 tahun.

Kapal Umsini saat ini tidak dapat melayani pikulan penumpang lantaran mengalami kebakaran di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar pada 9 Juni 2024

Di sisi lain, empat kapal nan melayani dari Denpasar, Bali ialah kapal Tilongkabila, Awu, Leuser dan Binaiya juga waktunya diganti menjadi kapal baru lantaran berumur di atas 30 tahun.

Kapal Awu misalnya berumur paling tua ialah 33 tahun, kapal Leuser berumur 31 tahun dan Tilongkabila berumur 30 tahun

Apabila terealisasi, kata dia, maka kapal nan diganti bakal pensiun dan berpotensi dapat dihibahkan kepada lembaga lain di tanah air salah satunya nan pernah diberikan kepada TNI Angkatan Laut.

Sejarah panjang Pelni

Dikutip dari laman PT Pelni, perusahaan pelayaran ini berdiri pada 1950 dengan nama Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-kapal (PEPUSKA).

Perusahaan dalam corak yayasan ini didirikan setelah penolakan pemerintah Belanda mengubah status maskapai pelayaran Belanda nan beraksi di Indonesia, N.V. K.P.M (Koninklijke Paketvaart Matschappij) menjadi Perseroan Terbatas. Pemerintah Indonesia juga menginginkan agar kapal-kapal KPM dalam menjalankan operasi pelayarannya di perairan Indonesia menggunakan bendera Merah Putih.

Dengan modal awal 8 kapal dengan total tonage 4.800 DWT (death weight ton), PEPUSKA berlayar bersaing dengan armada KPM nan telah berilmu lebih dari separuh abad. Persaingan betul-betul tidak seimbang ketika itu, lantaran armada KPM selain telah berpengalaman, jumlah armadanya juga lebih banyak serta mempunyai kontrak-kontrak monopoli.

Akhirnya pada 28 April 1952 Yayasan Pepuska dibubarkan. Pada saat nan sama didirikanlah PT Pelni. Delapan unit kapal milik Yayasan Pepuska diserahkan kepada PT Pelni sebagai modal awal. Karena dianggap tidak mencukupi maka Bank Ekspor Impor menyediakan biaya untuk pembelian kapal sebagai tambahan dan memesan 45 "coaster" dari Eropa Barat.

Sambil menunggu datangnya "coaster" nan dipesan dari Eropa, PELNI mencarter kapal-kapal asing nan terdiri dari beragam bendera. Langkah ini diambil untuk mengisi trayek-trayek nan ditinggalkan KPM.

ANTARA

Pilihan Editor Pelemahan Rupiah Berimbas pada Biaya Operasional, Kadin Imbau Industri Ambil Langkah Antisipatif Jangka Pendek

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis