Menolak Bubar, Mahasiswa Pemrotes Uang Pangkal UGM Dirikan Tenda Lagi

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Sleman, CNN Indonesia --

Kelompok mahasiswa pemrotes kebijakan iuran pengembangan lembaga (IPI) alias duit pangkal dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Universitas Gadjah Mada (UGM) tetap memperkuat dengan tendanya di laman Gedung Balarung UGM, Sleman, Yogyakarta, Jumat (31/5) malam WIB.

Padahal, mereka sebelumnya sudah diminta pindah lantaran letak bakal dipakai untuk tempat upacara Hari Kelahiran Pancasila, Sabtu (1/6). Momen tersebut sempat diwarnai ketegangan antara mahasiswa dan sejumlah Petugas Pusat Keamanan, Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (PK4L) UGM.

Tenda nan sebelumnya tinggal satu usai dibongkar petugas (PK4L), berasas pantauan hingga pukul 18.15 WIB, didirikan lagi sehingga ada dua tenda nan sekarang berdiri di laman Balairung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Humas Aliansi Mahasiswa UGM, Maulana menyatakan, ada sekitar 150 hingga 200 mahasiswa nan tetap memperkuat hingga tuntutan mereka dipenuhi.

Tuntutan tersebut antara lain, peniadaan sistem IPI alias duit pangkal dan pengembalian skema UKT dari lima menjadi delapan golongan lagi.

"Yang pasti tetap memperkuat sampai tuntutan kita dicapai, tuntutan kita dipenuhi sama Bu Ova (Rektor UGM, Ova Emilia). Gimana pun entah itu kelak adanya represi dari aparat, kita tetap memperkuat di sini," kata Maulana.

Terpisah, Sekretaris Universitas UGM, Andi Sandi Antonius mengatakan, pihaknya sudah mencoba langkah persuasif untuk membubarkan para mahasiswa sore tadi. Ia juga sempat bermusyawarah dengan mahasiswa.

Andi pun menegaskan, upacara besok tak bisa diganggu gugat dan kudu terlaksana. Termasuk, soal tempat upacara nan tak bisa dipindah lantaran bakal melanggar ketentuan UGM.

"Tetap kami lakukan upacaranya, upacara bakal tetap kami lakukan dan tidak mungkin upacara ini digagalkan hanya lantaran ada momen seperti ini," ujar Andi.

"Tetapi jika pun tetap memperkuat ya ini mempertunjukkan perihal nan tidak baik bahwa, kawan teman itu bersikeras untuk aspirasi nya sendiri, tidak memandang aspirasi kepentingan nan lain, khususnya kepentingan untuk kita memperingati 1 Juni Hari Lahir Pancasila," sambungnya

Mengenai tuntutan para mahasiswa, Andi menegaskan, kampus telah mengambil kebijakan menyesuaikan keputusan pemerintah. Dalam perihal ini, membatalkan kenaikan UKT dan IPI.

Hal itu, kata Andi, juga sudah disampaikan oleh Ova dan beberapa jejeran ketua kampus saat obrolan terbuka siang tadi.

"Yang menjadi pertanyaan, kesimpulannya itu nan mereka tuntut tidak bisa semuanya dilakukan oleh UGM. Misalnya untuk mencabut berangkaian dengan peraturan menteri, di sini itu bukan ranahnya rektor UGM," ucapnya.

"Itu adalah ranahnya di kementerian jikalau ada tuntutan itu. Bukan berfaedah tuntutan-tuntutan seperti itu tidak tepat, silakan saja diajukan, tapi tidak pas jika kemudian Rektor UGM nan kudu mendatatangani," sambung Andi Sandi.

(kum/wiw)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional