Jakarta, CNN Indonesia --
Calon Gubernur Jawa Timur (Jatim) nomor urut 3, Tri Rismaharini berjamu ke Padepokan Makam Agung Kiai Ageng Muhammad Besari di Tegalsari, Jetis, Ponorogo, pada Sabtu (9/11).
Didampingi calon bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Risma menyampaikan mimpi besarnya untuk memajukan pondok pesantren (ponpes) di Jatim agar semakin siap menghadapi era digital.
Hal itu lantaran Risma menilai, Jatim mempunyai kekhasan tersendiri dibanding provinsi lain di Indonesia. Salah satunya dengan banyaknya ponpes nan menjadi pusat pendidikan kepercayaan sekaligus pembinaan moral masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembangunan di tiap wilayah tidak sama; Jatim tidak bisa disamakan dengan Jateng, pun Jateng dengan DKI. Di Jatim, saya memandang ada karakter khusus, ialah banyaknya pondok pesantren dan peran para ustadz dan umaro," ujarnya di depan family besar Kiai Besari Ponorogo.
Politisi PDI Perjuangan tersebut pun menyatakan komitmennya untuk menyediakan laboratorium komputer di setiap ponpes nan tersebar di Jawa Timur.
Menurut Risma, pondok pesantren memerlukan support sarana teknologi agar para santri dapat lebih siap menghadapi tantangan era digital.
"Saya mau ponpes di Jatim, saat saya selesai menjadi gubernur, semua mempunyai laboratorium komputer unik untuk multimedia," kata Risma.
Dia menambahkan, jika pesantren kesulitan mencari tenaga pengajar nan siap, pemerintah wilayah nantinya bakal menanggung penghasilan pembimbing alias pembimbing nan bekerja di laboratorium tersebut.
Selain akomodasi komputer, mantan Wali Kota Surabaya dua periode itu juga berkomitmen memperhatikan kesejahteraan para pembimbing ngaji dengan memberikan insentif khusus. Menurutnya, peran pembimbing ngaji sangat besar dalam menjaga pendidikan kepercayaan dan moral di masyarakat.
Dengan adanya insentif ini, dia berambisi para pembimbing ngaji dapat lebih konsentrasi dalam mendidik santri tanpa kekhawatiran bakal kondisi ekonominya.
"Saya berkomitmen menyediakan insentif bagi para pembimbing ngaji," ujarnya.
Lebih lanjut, untuk pendidikan tingkat SMA alias sederajat, Risma menegaskan bakal mengupayakan pendidikan gratis. Menurutnya, jika pendidikan dapat digratiskan, family bakal mempunyai lebih banyak ruang untuk mengalokasikan anggaran pada kebutuhan pokok lainnya.
Risma juga minta pendataan mengenai pembimbing dan kebutuhan tiap ponpes agar bisa langsung melakukan tindakan nyata jika terpilih sebagai gubernur.
"Saya minta info pembimbing dan kebutuhan dari pondok pesantren seluruh di Jatim, sehingga ketika saya mendapatkan kepercayaan dari rakyat dan dilantik, saya bisa langsung tindakan memenuhi komitmen saya," tandas Risma.
Mantan Menteri Sosial RI tersebut juga menyiapkan perhatian unik bagi golongan masyarakat rentan, seperti anak yatim, lansia miskin, dan penyandang disabilitas, nan nantinya bakal mendapat support khusus.
Dia juga mempunyai rencana menyediakan danasiwa bagi santri nan mau melanjutkan pendidikan tinggi, sebagai langkah menciptakan akses pendidikan nan merata.
"Yang lebih krusial lagi adalah saya bakal berupaya memberikan penyetaraan unik untuk danasiwa bagi para santri untuk berkuliah," jelasnya.
Foto: Arsip Istimewa
Kehadiran Risma di Ponorogo ini mendapat support dari KH Raden Mashadi Prawironegara, pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah. Dalam sambutannya, Gus Mashadi menekankan pentingnya sinergi antara ustadz dan umaro untuk kemaslahatan umat.
"Sampaikan pada orang sekitar bahwa sekarang Bu Risma sedang maju sebagai calon gubernur di Jawa Timur, jelaskan juga bahwa beliau ini mempunyai pendapat untuk meningkatkan kesejahteraan para ngaji melalui peningkatan insentif bagi para pengajar ini," tutur KH Hadi.
Pada kesempatan tersebut juga, KH Hadi mengenalkan Risma sebagai tokoh nan mempunyai akar keturunan dari family besar Kiai Besari Ponorogo dan niat nan tulus untuk mengabdi pada masyarakat Jawa Timur.
Dalam kenangannya, Risma menuturkan bahwa Kompleks Makam Kiai Ageng Muhammad Besari ini tidak asing baginya, lantaran sewaktu dia mini mempunyai banyak cerita berbareng sang orang tua.
"Saya ingat, dulu sering diajak ibu bapak untuk sarapan di tempat ini," pungkas Risma.
(inh/inh)