Modeling Budi Daya Lobster di Batam Diresmikan, Trenggono: Bisa Hasilkan Pendapatan Rp 48 Miliar per Tahun

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Batam - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meresmikan modeling budi daya lobster di Batam, pada Kamis, 10 Oktober 2024. Ia percaya budi daya lobster ini bisa menekan nomor penyelundupan nan terjadi wilayah perbatasan terutama di Kota Batam.

Trenggono mengatakan pembangunan modeling ini merupakan tindak lanjut penerapan terbitnya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7 Tahun 2024 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.) dan Rajungan (Portunus spp.). 

“Sektor kelautan dan perikanan kita mempunyai potensi nan sangat besar, khususnya dalam komoditas lobster. Penting untuk terus mengembangkan tata kelola budi daya lobster nan komprehensif, mulai dari pengelolaan Benih Bening Lobster (BBL) hingga produksi lobster ukuran konsumsi, dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alam,” kata Trenggono.

Trenggono juga mengatakan pembangunan modeling ini merupakan salah satu strategi pemerintah untuk memperkuat peran Indonesia dalam pengelolaan lobster. Beberapa perihal nan selama ini menjadi kelemahan dalam pembudidayaan lobster bakal diperbaiki melalui modeling ini.

“Saya telah pelajari, negara penghasil lobster, seperti Vietnam sudah terbentuk ekosistem industri. Kelemahannya hanya masalah bibit lobster, dan kebanyakan sumber bibitnya berasal dari Indonesia," ujar Trenggono. "Tidak kurang dari 500 juta bibit setiap tahun nan melayang, triliunan rupiah kekayaan bangsa ini melayang ke negara lain, tanpa kita mendapatkan satu perak pun."

Ia berambisi metode maupun teknologi budidaya modeling ini nan selanjutnya dapat diduplikasi ke beragam wilayah di Indonesia. Trenggono pun percaya bakal terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja serta Indonesia bisa menjadi produsen utama di bumi dengan memanfaatkan sebesar-besarnya potensi BBL di dalam negeri. Pada akhirnya perihal itu bakal positif untuk pertumbuhan ekonomi wilayah, serta untuk peningkatan Pajak dan PNBP.

Trenggono menargetkan modeling budidaya lobster di Batam ini bakal dibangun 2000 keramba. Artinya dengan tingkat produksi 14 bulan alias satu tahun dapat menghasilkan 120 ton lobster.

"Kalau dihitung rata-rata saja, paling rendah pendapatan di budi daya lobster Batam ini bisa Rp 48 miliar setiap tahunnya," kata Trenggono. Selain itu juga bakal menyerap tenaga kerja sampai 600 orang pekerja. "Ini juga strategi kita menguasai industri lobster dari hulu dan hilir, agar mengurangi tindakan penyelundupan."

Iklan

Modeling budi daya lobster di Batam merupakan modeling keempat nan dimandatkan kepada Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan, dari nan sebelumnya ialah Modeling Budi Daya Udang di Kebumen, Modeling Budi Daya Rumput Laut di Wakatobi, Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang.

Pembangunan proyek percontohan ini, dalam rangka mengintegrasikan antara hulu (nursery), on-farm (KJA/kerangkeng pembesaran, area budidaya kekerangan untuk pakan) dan hilir (gudang beku, dan unit pengolah lobster).

Selain itu, modeling ini juga bermaksud untuk peningkatan produktivitas, diseminasi teknologi budidaya lobster, peningkatan jumlah ekspor lobster, peningkatan penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan pembudi daya. Rangkaian aktivitas ini nan pada akhirnya diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah, serta untuk peningkatan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Lobster merupakan salah satu komoditas krusial nan berbobot ekonomi tinggi dan Indonesia mempunyai potensi sumber daya bibit cerah lobster (BBL) nan melimpah. Estimasi Potensi BBL di 11 WPP RI sebesar 465.793.021 ekor (Kepmen KP No. 28 Tahun 2024 tentang Estimasi Potensi, Jumlah Tangkapan nan diperbolehkan dan Kuota Penangkapan BBL).

Berdasarkan satudata KKP, volume produksi budi daya lobster Indonesia pada 2023 mencapai 433 ton dengan nilai sebesar Rp179 miliar (angka sementara). Potensi pasar makanan hasil laut di dunia, termasuk krustasea seperti lobster, diproyeksikan bakal mencapai US$ 53,86 miliar pada tahun 2030. Adapun negara tujuan ekspor utama lobster Indonesia saat ini adalah Cina (47 persen), Taiwan (24 persen), dan Australia (13 persen).

Pilihan Editor: Ada Mafia di Balik Penyelundupan Benih Lobster, KKP: Coba Tanya Aparat

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis