ARTICLE AD BOX
CNN Indonesia
Senin, 22 Jul 2024 15:12 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Staf Presiden Moeldoko meminta beragam kementerian dan lembaga melakukan pendampingan intens kepada Al-Jamaah Al-Islamiyah atau JI nan baru membubarkan diri dan berasosiasi ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Moeldoko menilai para mantan personil JI perlu pengarahan untuk kembali bermasyarakat. Dengan demikian, mereka bisa sepenuhnya menjadi masyarakat Indonesia.
"Perlu kehadiran dari semua kita untuk bisa menjadi pendamping, bisa menjadi penasehat sehingga JI nan telah membubarkan diri ini betul-betul pada akhirnya mempunyai tanggung jawab nan sama dengan nan lain dalam kerangka ikut terlibat dalam pembangunan nasional," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (22/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengapresiasi langkah JI berasosiasi dengan NKRI. Dia berbicara pemerintah kudu meresponsnya dengan langkah-langkah nan tepat.
Moeldoko mengatakan JI adalah organisasi besar. Oleh lantaran itu, perhatian pemerintah terhadap mereka tak boleh setengah-setengah.
"Berikutnya untuk pembubaran JI saya pikir ini sesuatu nan sangat baik, tetapi perlu kita perkuat lagi," ujarnya.
Sebelumnya, JI membubarkan diri dan menyatakan berasosiasi dengan NKRI. Sikap itu ditegaskan melalui Deklarasi Sentul nan dibacakan sejumlah tokoh senior JI pada 30 Juni 2024.
JI selama ini dikenal sebagai organisasi ekstremis Islam. Mereka bermaksud mendirikan negara Islam di Asia Tenggara. Kelompok ini berdiri sekitar 1990-an dan merupakan pecahan dari Darul Islam (DI).
Tokoh JI nan terkenal adalah Abu Bakar Ba'asyir. Kelompok ini bertanggung jawab atas sejumlah tindakan terorisme, termasuk serangkaian pengeboman gereja di Indonesia nan menewaskan 18 orang. Begitu pula serangkaian pengeboman di Manila nan menewaskan 22 orang.
(dhf/isn)
[Gambas:Video CNN]
Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.