Muhadjir: 90 Persen Bahan Baku Obat-obatan di RI Masih Impor

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Kamis, 04 Jul 2024 05:00 WIB

Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut Indonesia sekarang sedang mendorong penggunaan obat fitofarmaka alias dari bahan-bahan alami. Menko PMK Muhadjir Effendy mengakui Indonesia tetap mempunyai masalah besar mengenai nilai obat-obatan lantaran 90 persen lebih bahan baku tetap impor. (CNN Indonesia/ Khaira Ummah)

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengakui Indonesia tetap mempunyai masalah besar mengenai nilai obat-obatan lantaran 90 persen lebih bahan baku tetap impor.

"Kita itu memang tetap ada masalah besar mengenai obat-obatan lantaran 90 persen lebih bahan baku obat kita impor," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (3/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhadjir juga menyoroti Indonesia belum mempunyai pabrik fraksionasi plasma darah. Ia pun berambisi tahun 2024 ini sudah berdiri pabrik tersebut di Indonesia lantaran banyak penduduk nan berjuntai pada plasma darah.

Muhadjir menyebut Indonesia sekarang sedang mendorong penggunaan obat fitofarmaka. Dikutip di laman resmi Kemenkes, fitofarmaka merupakan obat tradisional dari bahan alami nan pembuatannya terstandarkan dan memenuhi kriteria ilmiah.

Bahkan, Muhadjir mengatakan sudah ada perguruan tinggi nan membuka buka bidang fitofarmaka ini.

"Ini perlu percepatan. Dan kemenkes sigap merespons ini. Tidak hanya siapkan infrastruktur. Kita tahu kemenkes melakukan transformasi besar-besaran terutama di area 3T untuk pengadaan alat-alat kesehatan. Terutama laboratorium," kata dia.

Sebelumnya Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sempat menyoroti juga nilai obat di Malaysia lebih murah tiga hingga lima kali lipat dibandingkan di Indonesia.

Kondisi itu menurutnya menjadi perhatian Presiden Joko Widodo saat ini.

"Tadi juga disampaikan bahwa perbedaan nilai obat itu tiga kali, lima kali dibandingkan dengan di Malaysia," ujar Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/7).

Budi mengungkapkan salah satu aspek mahalnya nilai obat di Indonesia lantaran pajak alkes dan obat. Ia mengatakan Kemenkes tengah berkoordinasi dengan Kemenkeu untuk membikin sistem perpajakan alkes lebih efisien, namun tidak mengganggu pendapatan pemerintah.

(rzr/fra)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional