ARTICLE AD BOX
CNN Indonesia
Selasa, 14 Mei 2024 18:38 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengakui pemerintah lengah dalam menangani musibah banjir bandang lahar dingin di Sumatera Barat (Sumbar)
Muhadjir menyebut musibah kali ini jauh lebih parah jika dibandingkan dengan bencana-bencana sebelumnya nan melanda wilayah Sumbar. Sebab, ada banyak korban jiwa akibat musibah tersebut.
"Memang sudah bisa dipastikan sebetulnya jika lenyap erupsi, kemudian ada banjir, itu pasti kelak bakal diikuti dengan beludaknya. Kemarin mungkin agak lengah kita. Dan ini menjadi pelajaran nan sangat berbobot walaupun sangat menyakitkan," kata Muhadjir di kantornya, Selasa (14/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muhadjir berambisi dalam waktu dekat pemerintah bisa mencari solusi permanen mengenai musibah di Sumbar, khususnya dalam menangani lahar dingin nan berasal dari Gunung Marapi.
Ia mengaku bakal segera meninjau letak banjir bandang di Sumbar nan menewaskan puluhan orang itu.
"Karena kita tidak mau terjadi berulang-ulang. Ciri kegoblokan itu adalah kesalahan nan terjadi berulang-ulang," ucapnya.
Muhadjir mengaku telah mengingatkan bahwa Sumbar merupakan provinsi paling berisiko tinggi terjadi bencana.
Ia menyebut ada 460 dari 5.400 musibah terjadi di Sumbar sepanjang 2023.
"Karena itu memang kudu ada perhatian unik untuk penanganan musibah di Sumatera Barat. Dan nyaris komplit di sana itu. Mulai dari erupsi sampai hidrometeorologi sampai bencana-bencana nan lain itu terjadi di sana," ujar Muhadjir.
Banjir bandang menghantam sejumlah wilayah di Sumatera Barat pada Sabtu malam (11/5). Data terbaru, sebanyak 57 orang tewas dalam musibah tersebut. Sebanyak 22 orang tetap dalam pencarian.
Sebanyak empat kabupaten/kota terdampak cukup parah banjir bandang tersebut, ialah Kabupaten Agam, Tanah Datar, Tanah Panjang, Padang Pariaman.
BNPB mengimbau masyarakat nan bermukim di sekitar bantaran sungai nan berhulu ke Gunung Marapi agar selalu waspada potensi akibat ancaman susulan.
(lna/isn)
[Gambas:Video CNN]