Murid Petra Surabaya Disebut Trauma Buntut Penutupan Jalan Sekolah

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Surabaya, CNN Indonesia --

Siswa SMP-SMA Petra di Surabaya disebut trauma ke sekolah alias mengikuti pembelajaran dengan penuh rasa takut imbas penutupan jalan nan dilakukan penduduk beberapa waktu terakhir.

Kabag Legal Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen Petra (PPPKP) Christin Novianty mengungkapkan perihal itu dan menyayangkan penduduk menutup akses jalan ke sekolah nan mengganggu proses belajar anak di sekolah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kami ini kan di bumi pendidikan juga nan istilahnya sangat disayangkan. Seharusnya kan anak-anak sekolah dengan tenang kok jadi ada kasus-kasus nan seperti ini," kata Christin di Surabaya, Jumat (2/8).

"Mereka jadi ada rasa ketakutan, masuk sekolah itu ditutup jalannya, itu nan sebenarnya membikin ada trauma di siswa-siswa kami," ucapnya.

Ia kemudian menceritakan para siswa juga dirugikan lantaran kudu melangkah lebih jauh saat penduduk pertama kali menutup akses jalan ke sekolah. Hal itu membikin banyak siswa terlambat masuk sekolah.

[Gambas:Video CNN]

"Siswa diturunkan di jalan, jadi jalannya jauh, berapa kilometer saya kurang tahu, dan itu kan makin menimbulkan kemacetan, lantaran menurunkan aja butuh effort nan lebih," katanya.

"Jalannya lagi mereka masuknya juga agak terlambat sekolah, akhirnya pada saat penutupan pertama kali, proses pembelajaran pertama kali akhirnya mundur," tambahnya.

Peristiwa itu terjadi setelah penduduk melalui Bendahara Keamanan meminta sekolah Petra bayar duit keamanan tiap bulannya Rp32 juta, dan berencana naik jadi Rp35 juta per bulan.

Petra menolak kenaikan itu. Mereka juga meminta pihak RW serta Bendahara Keamanan untuk memberikan laporan pertanggungjawaban.

Namun, laporan pertanggungjawaban anggaran itu tak pernah ditunjukkan warga. Para RW apalagi malah menakut-nakuti dan menutup satu-satunya jalan akses menuju sekolah.

Sekolah Petra sudah pernah mengadukan polemik ini ke Komisi C DPRD Surabaya. Di tengah berjalannya rapat dengar pendapat, rupanya pihak RW walkout. Keputusan pun deadlock.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji sempat berupaya menengahi perseteruan itu. Saat itu, sekolah dan penduduk adu argumentasi. Hasilnya lagi-lagi nihil. Tapi dengan viralnya kasus ini, pihak penduduk rupanya tak lagi menutup akses masuk sekolah.

"Dan memang besar angan kami memang tidak ada lagi lah penutupan jalan. Sejauh ini tetap dibuka, dan semoga dibuka lagi dan tidak ada lagi penutupan jalan ini," pungkasnya.

(frd/chri)

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional