INFO NASIONAL – Analis senior Direktorat Pengembangan Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Andry Wicaksono mengatakan, pasar modal alias capital market adalah platform krusial bagi masyarakat dan penanammodal untuk melakukan investasi. Menurutnya, Investasi jangka panjang paling efektif dilakukan di platform ini.
“Investasi nan paling optimal sebenarnya adanya di sini, di industri pasar modal,” ujarnya saat menjadi pembicara pada aktivitas Capacity Building Kawan OJK dan Media Gathering, di The Tavia Heritage Hotel, Jakarta, pada Senin, 21 Oktober 2024.
Ia mengatakan, industri pasar modal mempunyai produk nan sangat banyak. Mulai dari saham sebagai kepemilikan atas suatu perusahaan, obligasi nan menjadi surat utang dan sukuk sebagai model investasi syariah.
“Sekarang, 60 persen saham nan ada di bursa termasuk kedalam saham syariah,” katanya.
Selain itu, kata dia, ada juga reksa biaya nan dikelola oleh manager investasi nan dijembatani oleh Bank Kustodia untuk mengelola biaya dalam surat berbobot seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.
Ia menjelaskan, perkembangan pasar modal di Indonesia sempat mengalami penurunan nan signifikan akibat pandemi Covid-19. Namun, pada tahun ini, pasar modal Indonesia mencatatkan all time high (ATH) pada 21 Agustus 2024. ATH ini terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG di posisi 7.544,59 dan market cap sebesar Rp12.782 triliun.
Hal ini bisa tercapai lantaran adanya supply dan demand sekuritas, kondisi politik dan ekonomi juga keberadaan lembaga nan mengatur dan mengawasi aktivitas pasar modal dalam perihal ini OJK. OJK secara masif melakukan literasi dan edukasi keuangaan kepada masyarakat lewat program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan alias GENCARKAN. Sehingga masyarakat semakin tahu mengenai tujuan dan urgensi dari berinvestasi khususnya di pasar modal.
“Jika mau berinvestasi di pasar modal, kudu sesuai sama tujuannya. Tujuannya buat apa? Itu tergantung teman-teman. Kenapa? Karena saham itu investasi jangka panjang,” tambahnya.
Iklan
Mengenai peran pasar modal dalam perekonomian di Indonesia, Advisor Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Saptono Adi Junarso mengatakan, peran pasar modal bagi perekonomian adalah adanya pendanaan.
“Terutama bagi perusahaan, dimana perusahaan itu untuk kebutuhan pendanaan, untuk ekspansi, untuk bertumbuh. Mereka pasti butuh pendanaan. Nah, pasar modal adalah tempat untuk pendanaan,” ujarnya.
Di sisi lain, pasar modal bagi penanammodal menjadi wadah untuk investasi. Ia mengatakan, jika mau melakukan investasi kudu menggunakan duit nan memang tidak dibutuhkan dalam jangka waktu nan lama.
Hadirnya pasar modal pun memberikan akibat positif bagi perusahaan ataupun investor.
“Jadi kita bisa lihat dari sisi perusahaan, butuh pendanaan. Dari sisi investor, butuh perangkat untuk investasi. Karena jika kita tidak investasi, maka nilai duit kita itu bakal turun,” ujarnya.
Karena itu, menurutnya, pasar modal mempunyai multipier effect bagi pertumbuhan ekonomi. Jika perusahaan bertumbuh dari mulai kesiapan peralatan dan modal, secara tidak langsung bakal berakibat pada kesejahtraan karyawannya. Peningkatan pembayaran pajak perusahaan kepada negara pun bakal terpengaruh sehingga negara bisa meningkatkan kebijakan sosial dan ekonominya.
“Di sisi lain, bagi investor, ada juga dividen. Dividen saham alias dividen tunai, itu juga menjadi pendorong ekonomi. Kalau penanammodal dapat dividen, kelak ada duit lagi untuk bisa lebih investasi lagi alias lebih bergerak ke perekonomian lain,” kata Adi. (*)