OSO Kembali Terpilih Jadi Ketum Hanura, Ikut Singgung Reshuffle Jokowi

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Denpasar, CNN Indonesia --

Oesman Sapta Odang (OSO) kembali terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Hanura periode 2024-2029 dalam Munas IV Partai di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin (19/8).

OSO dipilih berasas kesepakatan dari seluruh pihak nan datang dalam munas nan terdiri dari personil DPC, DPD seluruh Indonesia dan DPP.

"Saya juga enggak ngerti (kenapa terpilih lagi). Pokoknya apa permintaan nan mereka lakukan bukan sekedar, iya itulah demokrasi," kata OSO.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

OSO beserta jajarannya bakal membahas beberapa agenda dan program kerja krusial di Partai Hanura. Di antaranya memenangkan Pilkada 2024 hingga keputusan untuk berasosiasi alias tidak ke dalam koalisi pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Habis ini setelah ditutup, kita bicarakan unik soal Pilkada apakah kita jadi bupati, alias wakil alias walikota alias wakil alias gubernur alias wakil. Juga untuk koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran," ujarnya.

Partai Hanura telah memberikan support kepada 11 pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) di Pilkada serentak di 2024.

"Kita telah memberikan support kepada 11 pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, kita telah memberikan support kepada 245 pasangan bupati dan wakil bupati, serta pasangan wali kota dan wakil wali kota" kata OSO.

Munas Partai Hanura ini juga bakal menentukan support di Pilkada DKI Jakarta dan juga di Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2024.

"Ini bukan soal ada bangku alias tidak ada bangku sebuah partai tidak ada bangku pun dia punya masa," ujarnya.

Singgung reshuffle Jokowi

Lebih lanjut, OSO ikut merespons reshuffle kabinet Jokowi hari ini. Menurut dia, para menteri di Kabinet Indonesia Maju semestinya sudah lama diganti. Pasalnya menurut dia, reshuffle kabinet di ujung akhir kedudukan tak bakal berakibat banyak.

"Kalau saya lihat itu sebetulnya kudu nan sudah lama diganti, sudah lama kudu ditentukan dan saya pikir sah-sah saja. Tapi cuman kan waktunya tinggal sedikit, apa nan bisa dibikin dengan sedikit (waktu) itu, iya kita serahkan, kita lihat, lantaran ini realitanya begitu," kata OSO.

Ia menerangkan, semestinya Jokowi bisa melakukan reshuffle sejak ditunjuknya pemenang Pilpres 2024.

"Iya, sebetulnya setelah pemilihan itu jika mau tukar setelah ditunjuknya pemenang itu, mestinya jika mau diganti pada saat itu. Tapi jika sekarang mau diganti itu haknya juga.

(kdf/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional