Pabrik Sepatu Bata Tutup, Apindo: Industri Padat Karya Makin Sulit

Sedang Trending 6 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia alias Apindo, Shinta Kamdani mengomentari tutupnya upaya PT Sepatu Bata Tbk. (BATA). Menurut dia, tutupnya produsen dasar kaki Itu dipengaruhi permintaan eksportir nan menurun. 

Shinta mengatakan industri padat karya di Indonesia makin sulit. "Kalau lihat investasi nan masuk ini juga mulai beranjak dari padat karya kepada padat modal, lantaran bakal semakin susah bagi sektor padat karya saat ini,” ucapnya di Kantor Apindo, Jakarta, Rabu, 8 Mei 2024.

Ia berujar, meski toko sepatu Bata sudah lama berada di Indonesia, perlu dilihat sejauh mana daya saing mereka. “Memang dilihat saat ini, mungkin dengan kondisi nan ada, dengan kompetisi, dan lain-lain dianggap tidak feasible untuk mereka bisa terus lanjutkan,” ucapnya.

Bisnis perusahaan nan sudah ada di Indonesia sejak 1931 itu resmi tutup di Purwakarta, Jawa Barat. Pengumuman itu terjadi setelah laporan keterbukaan info di Bursa Efek Indonesia pada 2 Mei 2024. 

Manajemen PT Sepatu Bata Tbk. mengungkap, kerugian perusahaan telah terjadi selama empat tahun sejak pandemi. Berdasarkan laporan finansial perusahaan per 31 Desember 2023, Bata mencatat penjualan neto Bata Rp 609,61 miliar pada 2023 alias merosot dibandingkan tahun sebelumnya ialah Rp 643,45 miliar.

Iklan

Kondisi tutupnya upaya sepatu Bata ini, kata Shinta, tak terlepas dari aspek geopolitik nan memengaruhi upaya di Indonesia. Misalnya, bentrok antar negara Timur Tengah nan terjadi sejak Sabtu, 13 April 2024 lalu. Peristiwa itu berakibat pada pelemahan rupiah dan indeks nilai saham campuran alias IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) nan menurun.

Meski pemerintah sudah melakukan beragam antisipasi, Shinta mengimbau para pengusaha untuk selalu bersiap. Sebab, akibat geopolitik bakal berakibat pada penyerapan pasar luar. Sedangkan, untuk pasar domestik, aspek daya beli menurutnya perlu jadi perhatian.

Shinta menegaskan kondisi tutupnya bisnis sepatu Bata tidak bisa digeneralisasi dengan industri lain lantaran banyak nan tetap terkendali. "Namun, kudu tetap menjaga ekspansinya" tutur Shinta.

Ia percaya pemerintah Indonesia bisa menjaga inflasi. “Dari info tahun ini kami cukup optimis mungkin pertumbuhan 5 persen bakal tetap bisa diraih,” ujarnya.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis