TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) memaparkan beragam tekanan nan dialami industri dasar kaki tahun ini. Pasca pandemi, upaya kudu memperkuat di tengah penurunan daya beli. Direktur Eksekutif Aprisindo, Firman Bakrie, mengatakan keadaan ekonomi nan masyarakat tengah susah berpengaruh pada ketahanan bisnis.
“Perekonomian masyarakat merosot lantaran inflasi, dalam keadaan ini kami kudu bersaing dengan kebutuhan pokok,” kata dia kepada Tempo, 5 Mei 2024.
Tahun ini, inflasi pangan cukup memukul perekonomian. Akhirnya industri melakukan langkah efisiensi agar nilai produk tidak naik dan berkekuatan saing. Seperti berkompetisi ketat dalam perihal bahan baku, kualitas, penemuan model dan tren, hingga efisiensi tenaga kerja.
Selain itu, dia mengatakan, bahan baku tetap menjadi tantangan pebisnis khususnya setelah adanya patokan pengetatan impor. Sebagian besar bahan baku industri sepatu tetap menggunakan tekstil, dan patokan membikin birokrasi jadi tambah panjang dan mahal. Karena itu dia berambisi Pemerintah memberikan kemudahan khususnya bagi industri manufaktur nan padat modal.
Firman menambahkan, sejak pandemi industri dalam negeri belum pernah pulih normal. Beberapa brand lokal pada Lebaran tahun ini mengalami penurunan penjualan dibanding periode nan sama di tahun 2023. “Khususnya segmen menengah ke bawah,” kata dia.
Iklan
Terkait brand dasar kaki Bata nan menutup pabriknya, Fiman mengaku belum dapat penjelasan secara detail. Namun dia memastikan upaya perusahaan nan sudah ada di Indonesia sejak 1931 itu tetap tetap berjalan. Khususnya untuk segmen retailnya, Selain produksi di Purwakarta Bata juga tetap mempunyai skema upaya berupa pemesanan ke pabrik lokal lain Indonesia.
Ia berujar, rugi nan dialami Bata kemungkinan besar lantaran pesanan menurun dan biaya nan tidak seimbang dengan pemasukan. “Misalnya mengenai dengan bayaran minimum nan tinggi dan nilai jual nan tidak seimbang,” ujarnya.
Dalam laporan keterbukaan info di Bursa Efek Indonesia, manajemen PT Sepatu Bata Tbk. mengungkap, kerugian perusahaan telah terjadi selama empat tahun sejak pandemi. Berdasarkan laporan finansial perusahaan per 31 Desember 2023, Bata mencatat penjualan neto Bata Rp 609,61 miliar pada 2023 alias merosot dibandingkan tahun sebelumnya ialah Rp 643,45 miliar.
Pilihan Editor: Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia