ARTICLE AD BOX
CNN Indonesia
Selasa, 09 Jul 2024 07:19 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mau menyudahi perdebatan tahunan mengenai kapan jatuhnya 1 Ramadan hingga 1 Syawal tiap tahunnya dengan diterapkannya Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Ia berambisi daya umat Islam tidak terkuras dengan perdebatan tersebut lantaran tetap ada urusan lain nan menunggu untuk segera diatasi.
"Sehingga muncul kritik ketika mendekati Bulan Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha selalu ada debat tahunan nan masalahnya selalu berulang. Apakah hilalnya sudah muncul alias belum?" kata Mu'ti dikutip di laman resmi Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muhammadiyah telah menerapkan KHGT nan diluncurkan bertepatan dengan momen 1 Muharram 1446 Hijriah tahun ini.
Mu'ti menjelaskan dikembangkannya KHGT oleh Muhammadiyah sebagai respons terhadap rumor strategis nan dirumuskan pada Muktamar ke-48 di Surakarta.
Dalam rumusan Muktamar ke-48 itu, Mu'ti mengatakan KHGT untuk merespons tantangan dalam konteks keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Artinya KHGT tidak hanya untuk urusan-urusan ibadah unik saja.
Ia juga memandang KHGT tidak hanya menjawab perdebatan tiga waktu krusial umat Islam itu saja, tapi juga untuk memberikan kepastian waktu-waktu krusial nan lain termasuk agenda salat sehari-hari, perjanjian, dan seterusnya.
Ketika berjumpa dengan perwakilan dari Islamic Society of North America (ISNA), Abdul menceritakan ISNA saat ini juga menggunakan penanggalan hijriah dengan metode hisab.
Karena hisab memberikan kecermatan almanak nan berjangka panjang, dia mengatakan ISNA dapat membikin kesepakatan dengan Sekjen PBB agar di waktu awal Syawal PBB tidak menyelenggarakan sidang karena umat muslim merayakan Idulfitri.
"Sidang ditiadakan pada saat Lebaran untuk menghormati orang Islam nan merayakan Lebaran itu. Karena itu kalkulasi almanak nan menggunakan hisab itu mempunyai kepastian sehingga ISNA bisa memberikan info kepada Sekjen PBB mengenai kapan Idulfitri, dan bisa disinkronkan dengan agenda persidangan," ungkap Mu'ti.
Momen penerapan KHGT juga menandai Muhammadiyah meninggalkan kriteria wujudul bulansabit untuk penentuan awal bulan Hijriah nan telah digunakan sebelumnya
Sebelumnya Muhammadiyah menerapkan kriteria wujudul bulansabit ketika menentukan awal bulan hijriah. Kriteria ini mensyaratkan awal bulan Hijriah bertindak jika konjungsi alias kesegarisan matahari, bulan, dan bumi nan menandai fase baru bulan terjadi sebelum maghrib dan ketinggian Bulan saat itu sudah di atas ufuk. Wilayah berlakunya kriteria ini hanya di Indonesia.
(rzr/wis)
[Gambas:Video CNN]