TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, mendorong pemerintah menyalurkan makan siang gratis sebanyak lima kali per minggu kepada anak-anak secara rutin. Pernyataan itu dia sampaikan menanggapi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) nan memperkirakan makan siang cuma-cuma bakal disalurkan 3-5 kali seminggu di hari sekolah.
"Kalau saya bisa menyarankan, ya sudah, lima hari saja. Senin sampai Jumat," kata Dicky saat dihubungi Tempo, Kamis, 9 Mei 2024.
Dicky menjelaskan, gelombang pembagian makanan dalam program unggulan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto itu bakal ideal jika dilakukan secara penuh ketika anak-anak menerima pelajaran. Dia juga membandingkan praktik di negara-negara lain nan mempunyai program serupa. "Kalau untuk lima hari itu sudah umum di negara-negara lain nan berhasil," ujarnya.
Dicky juga meminta agar pemerintah selalu melibatkan mahir gizi dalam perumusan menu makanan nan bakal diberikan kepada anak-anak. Kontribusi ahli, sambung Dicky, juga dapat dijadikan patokan menyusun anggaran.
Lebih lanjut, Dicky menyebut jika program ini bisa berjalan secara konstan, maka bakal membawa akibat baik bagi kepintaran akademik, mental, dan perilaku. "Negara lain sudah lama punya program seperti itu," tuturnya.
Tak sampai di situ, Dicky menilai bahwa makan siang cuma-cuma bisa memberikan nutrisi nan dibutuhkan oleh anak-anak dari kelas. Tetapi, dia juga mengingatkan agar keamanan dan kualitas kudu selalu terjamin. "Meski program ini bagus, kita kudu pastikan pelaksanaannya," tuturnya.
Iklan
Sebelumnya, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan (PMMK) Bappenas Amich Alhumami memperkirakan program makan siang cuma-cuma bakal disalurkan sebanyak 3-5 kali dalam seminggu. Program itu nantinya bakal mulai melangkah pada tahun 2025.
"Kami sudah membikin simulasinya, tapi kami tetap menghitung anggaran," kata Amich kepada Tempo saat ditemui di kantornya, Selasa, 7 Mei 2024.
Amich menyampaikan, penyaluran makan siang cuma-cuma hanya dilakukan selama hari sekolah. Menurut Amich, selama hari libur, termasuk musim liburan semester maupun hari raya, siswa tidak mendapatkan makan siang gratis.
Pejabat eselon I itu juga menyebut bahwa pemerintah telah menganggarkan makan siang cuma-cuma Rp 20-21 ribu per anak. Menu makanan nan bakal dinikmati itu nantinya bakal bervariasi dan mempertimbangkan kandungan gizi. "Yang sekarang menjadi rumor adalah teknis penyelenggaraan dan keamanan makanannya," ujarnya.
Lebih lanjut, Amich menyebut program makan siang gratis bakal menyasar anak di tingkat pendidikan anak usia awal (PAUD), sekolah dasar (SD), dan pesantren nan setingkat. Dia memastikan program unggulan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto itu bakal mulai melangkah tahun depan. "Anak-anak di golongan usia sekolah itu paling memerlukan asupan gizi. Mereka memerlukan fondasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya," ucapnya.