Pakar Ungkap Lobi-lobi Israel di RI: Lewat Dialog Agama hingga Kampus

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Pakar Hubungan Internasional Universitas Padjajaran Dina Y. Sulaeman menjelaskan lobi-lobi Israel di Indonesia sudah lama ada. Mulai dari undangan ke negara zionis tersebut hingga lewat jalur kerja sama dengan universitas.

"Banyak lembaga-lembaga nan memberikan dana, memberikan undangan kepada tokoh-tokoh di Indonesia, kepada cendekiawan, kepada wartawan juga, kepada seleb media sosial untuk datang ke Israel dan diberi penjelasan-penjelasan nan tentu jenis Israel juga," ujar Dina dalam konvensi pers Free Palestine Network secara online, Kamis (18/7).

Dina mengatakan penjelasan nan dimaksud adalah pandangan soal Israel nan demokratis, punya kelebihan teknologi, serta negara nan 'aman' dan 'damai'. Selain itu ada danasiwa untuk orang Indonesia kuliah ke Israel hingga tawaran kerja sama dengan universitas hingga NGO.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jejaringnya seperti mereka menawarkan lewat universitas misalnya, kerjasama antar universitas, antar lembaga penelitian, kemudian berupa NGO," jelas Dina.

Dina menjelaskan isu-isu nan ditawarkan untuk kerja sama dengan lembaga maupun kampus di Indonesia itu adalah rumor perbincangan antar agama, rumor toleransi, serta rumor moderasi beragama.

Selain itu, pemerintah Israel menjalankan diplomasi lewat lembaga alias NGO pro Israel, seperti American Jewish Community (AJC) dari Amerika Serikat (AS) nan belakangan ramai dan dibatalkan oleh Masjid Istiqlal.

"Lembaga tersebut mempromosikan kepentingan nasional Israel dan mempengaruhi publik di luar negeri agar menerima segala kebijakan Israel," kata Dina kepada CNNIndonesia.com.

"Lewat perbincangan toleransi alias moderasi antar-agama mereka ingin mempengaruhi publik di Indonesia agar memandang Israel sebagai negara nan baik dan mengabaikan kebenaran mengenai pendudukan Israel di Palestina, akhirnya jadi toleransi terhadap beragam pelanggaran norma internasional," tambahnya.

Menurut Dina, lobi-lobi Israel di RI ini dibekali dengan biaya nan sangat besar lewat lembaga nan berafiliasi dengan Israel. Namun, Dina mengaku tidak mempunyai info perincian perihal nomor maupun statistik mengenai besaran jejaring tersebut.

Dina berpandangan bahwa Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengetahui adanya hubungan Indonesia-Israel, baik nan dilakukan antar ormas alias antara pemerintah Israel dengan lembaga-lembaga non pemerintah.

Ia turut menyinggung kerja sama mengenai 52 Mahasiswa asal NTT belajar pertanian ke Israel pada 2018 lalu.

Pemerintah kudu tegas larang propaganda Israel

Kata Dina, apalagi Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan pemerintah Indonesia mengetahui kerja sama tersebut.

"Secara pribadi, saya memang selama ini mempertanyakan, kenapa seolah pemerintah tutup mata atas lobi-lobi Israel dan belum terlihat melakukan langkah konkrit untuk mengimplementasikan kebijakan luar negeri RI mengenai Palestina di level domestik," kata Dina.

Dina berambisi pemerintah bersikap konsisten, sinkron antara posisi diplomatik dan langkah implementatifnya.

"Langkah implementatif itu ya melarang segala corak upaya propaganda pro-Israel, melarang kerja sama pariwisata, pendidikan, bisnis, dan lainnya dengan Israel," kata Dina.

Menurut dia, tanpa ada support konkrit dari negara-negara sedunia untuk menekan Israel, Israel bakal terus melanjutkan kolonialisme dan genosida di Palestina.

Dukungan konkrit nan dimaksud Dina itu berbentuk boikot, divestasi, hingga sanksi. Selain itu, upaya diplomasi secara paralel pun terus dilanjutkan.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf sebelumnya mengungkap aktivitas lobi-lobi Israel di Indonesia menyusul lima orang nahdliyin dari beragam organisasi NU berjumpa Presiden Israel Isaac Herzog.

Yahya mengatakan kelima nahdliyin itu diajak oleh sebuah lembaga swadaya masyarakat nan berisi advokat pro Israel.

"Jadi memang ada di mana-mana di bumi ini, NGO nan memang beraksi sebagai advokat Israel. Jadi nan membantu gambaran Israel, melobi untuk kepentingan Israel dan sebagainya. Ini nan membujuk dan konsolidasikan mereka," jelas Yahya saat konvensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (16/7).

Ia menyebut praktek itu sering sekali terjadi dan tak terbatas hanya di Indonesia melainkan juga di negara-negara lain.

Yahya menduga mungkin Israel mulanya tak mengira bahwa langkah itu tidak bakal menimbulkan masalah. Namun, realita menunjukkan sebaliknya.

"Israel itu berambisi ini anak-anak ini bisa membantu Israel untuk menyebarkan artikulasi-artikulasi nan sesuai dengan kepentingan Israel," kata dia.

Sebelumnya, beredar foto lima nahdliyin berjumpa dengan Presiden Israel Isaac Herzog di media sosial. Pertemuan itu lantas menuai kecaman luas dari publik.

Kelima nahdliyin itu di antaranya; Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun dan Izza Annafisah Dania. Belum jelas kapan pertemuan tersebut terjadi.

(pop/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional