Panitia PWF Ungkap Deretan Intimidasi di Bali: HP dan Laptop Dirampas

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Denpasar, CNN Indonesia --

Koordinator Forum Air untuk Rakyat alias People's Water Forum (PWF) Reza Sahib mengungkapkan kronologi pembubaran dan deretan intimidasi nan dilakukan salah satu organisasi masyarakat (ormas) di Bali di tengah kegiatan World Water Forum (WWF) ke-10.

Ia menceritakan jauh sebelumnya intimidasi kepada panitia PWF, pembatalan tempat untuk obrolan PWF di Bali sudah acapkali dilakukan oleh abdi negara negara.

"Kita dibungkam dari kemarin, kita diikuti apalagi dari Mei itu setelah pembatalan tempat, kita mulai diintimidasi beragam pihak. Kita sudah yakini, bisa konfirmasi bahwa itu abdi negara negara. Tapi juga mereka gunakan ormas," klaim Reza saat ditemui di letak acara, di Hotel Oranjje, Kota Denpasar, Bali, Kamis (23/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, selain adanya pembubaran obrolan dan intimidasi ada barang-barang panitia dan peserta nan juga lenyap dan beberapa kali didatangi oleh oknum-oknum nan tidak jelas dari mana untuk menghentikan obrolan PWF.

"Barang kita banyak nan lenyap dirampas. Kita bakal tuntut itu, kita gugat, lantaran itu juga partisipasi banyak orang. Pekerjaan seniman-seniman dari Bali, luar Bali nan kerjanya sudah dua dan tiga bulan lalu," kata Reza.

"Itu bukan sekedar cerita-cerita, juga banyak peralatan laptop, handphone, nan kita belum tahu di mana. Berapa kali diserang dan kita nggak tahu siapa nan menyerang, dan itu dibiarkan. Padahal ini aktivitas kita tidak mengundang mereka. Ini aktivitas sudah jelas, pesertanya semua jelas," tambahnya.

Ia juga menyebut saat ini tetap 'kucing-kucingan' untuk kembali menggelar obrolan PWF tersebut.

"Situasinya sekarang enggak ada agunan keamanan, kita tetap umpet-umpetan. Semua teman-teman kita nggak tahu di mana jadi tercecer di Bali," ujarnya.

Ia menerangkan bahwa peserta obrolan PWF sebenarnya bakal dihadiri 130 orang. Namun nan datang sebagian lantaran adanya pembubaran obrolan dan tempat untuk obrolan diboikot.

Menurut pantauan CNNIndonesia.com di Hotel Oranjje Kota Denpasar, para peserta PWF sudah meninggalkan letak acara. Sementara orang-orang nan sebelumnya memblokade akses keluar masuk hotel sudah tak terlihat mendatangi lokasi.

Reza nan juga sebagai Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air (KRUHA) mengatakan mengenai pembubaran obrolan PWF sudah melaporkan kepada pihak kepolisian.

"Tadi saya sebutkan laporan peralatan hilang, dan ada tiga dan empat (laporan) gugatan. Kita lihat gimana Polda-nya, diurusin alias enggak. nan krusial kita udah laporkan. Karena dari kemarin kita catat semua kejadian itu bakal kami gugat," ujarnya.

Selain itu melapor polisi, pihaknya juga sudah melapor ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

"Kita tunggu followup-nya, Komnas HAM sudah lapor, pihak lain sudah lapor, banyak pihak nan melapor," imbuhnya.

Sebelumnya, aktivitas The People's Water Forum (PWF) nan dilaksanakan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan aktivis lingkungan dibubarkan oleh puluhan orang dari salah satu ormas.

Tak berakhir pada awal pekan ini, massa dari ormas nan sama pun melakukan tindakan serupa pada lanjutan gelaran tersebut di hari selanjutnya.

Bahkan, eks Hakim MK I Dewa Gede Palguna nan menjadi pemateri pun turut diusir sehingga tak bisa masuk ke hotel tempat gelaran forum tersebut pada Selasa (21/5). Selain itu, viral pula Pelapor unik PBB untuk kewenangan atas air dan sanitasi, Pedro Arrojo Agudo juga diadang massa ormas untuk masuk ke hotel tersebut pada hari nan sama.

Polda Bali menyatakan tetap mendalami dugaan upaya pembubaran paksa dan intimidasi oleh ormas terhadap aktivitas dan peserta Forum Air untuk Rakyat (People's Water Forum/PWF).

"Kami tetap dalami dan belum tahu pasti apa masalahnya dan siapa-siapa nan miskomunikasi," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan pada Selasa lalu.

(kdf/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional