Partisipasi Pemungutan Suara Ulang DPD Sumbar di Bawah 50 Persen

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Rabu, 17 Jul 2024 11:11 WIB

KPU menduga minimnya partisipasi pemungutan bunyi ulang DPD Sumbar lantaran masyarakat dilanda kejenuhan politik. KPU mencatat partisipasi penduduk di pemungutan bunyi ulang DPD sumbar di bawah 50 persen. (ANTARA FOTO/FransiscoCarollio)

Jakarta, CNN Indonesia --

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengungkapkan tingkat partisipasi pemilih pada pemungutan bunyi ulang (PSU) DPD Sumatera Barat nan digelar pada 13 Juli 2024.

Tingkat partisipasi pemilih di 19 kabupaten/kota nan ada di sana semuanya menunjukkan persentase di bawah 50 persen. Jika dirata-rata, apalagi tingkat partisipasinya tidak sampai 40 persen.

"Rata-rata partisipasi di Sumbar 35.71 persen," kata Komisioner KPU Idham Holik kepada CNNIndonesia.com, Rabu (17/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Idham mengatakan info tersebut tetap berkarakter sementara. Adapun rincian tingkat partisipasi di kabupaten/kota di Sumbar adalah sebagai berikut:

1. Kabupaten Solok 39.08 persen (Data Sementara)
2. Sawahlunto 33,96 persen (sementara)
3. Kota Pariaman, sementara 34 persen
4. Tanah Datar 40,04 persen (sementara )
5. Kota Solok 29.26 persen
6. Kota Bukittinggi 26,8 persen
7. Agam 36 persen (sementara)
8. Padang 31.1 persen (Data Sementara)
9. Kab sijunjung 37.64 persen (sementara)
10. Kabupaten 36 persen ( info sementara)
11. Kota Payakumbuh 37,9 persen (sementara)
12. Solok Selatan 32 persen (sementara)
13. Lima puluh kota 42 persen (sementara)
14. Pessel 36 persen (data sementara)
15. Padang Panjang 32 persen
16. Dharmasraya 39 persen (sementara)
17. Padang Pariaman 40 perse (Sementara)
18. Mentawai 36,82 perse (Sementara)
19. Pasaman Barat 39 persen (sementara)

Idham berkata KPU Sumbar dan kabupaten/kota sudah melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih dengan maksimal.

Dia menduga rendahnya partisipasi pemilih pada PSU DPD Sumber itu lantaran kelelahan politik.

"Bisa jadi lantaran adanya nan namanya political fatigue alias kelelahan politik, kejenuhan politik. Artinya mereka sudah memilih di 14 Februari 2024, lampau mereka milih lagi. Mungkin lantaran kebosanan politik," ujarnya.

Selain itu, aspek lainnya menurut Idham adalah hubungan antar kandidat dan pemilih juga terbilang rendah. Salah satunya, bisa lantaran kampanye nan tidak intens saat hendak pemungutan bunyi awal.

"Candidate engagement antara pemilih dengan calon DPD itu dibandingkan pemilu pemilu lainnya terkategori rendah. Dan ini seiring dengan intensitas kampanye nan dilakukan pada masa kampanye dahulu. Itu intensitas kampanye DPD itu kurang," ucap dia.

(yla/wis)

[Gambas:Video CNN]

Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional