Paus Fransiskus ke Indonesia, Luhut Buka Memori saat Kawal Paus Yohanes Paulus II pada 1989

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia hari ini, membawa ingatan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kembali pada saat Paus Yohanes Paulus II nan datang ke Tanah Air pada 1989. Luhut tetap ingat betul bakal lambaian tangan pemimpin tertinggi Vatikan kepada 130-an oang nan datang dalam misa di Istora Senayan pada 9 Oktober 1989 silam tersebut. 

Saat itu, Luhut nan tetap berkedudukan kolonel, bekerja melakukan pengawalan. Panglima ABRI Try Sutrisno nan menugaskannya menjadi Komando Pasukan Pengaman Khusus. 

"Dari barisan depan, saya bergerak sepat, mengawal kendaraan nan mengawal beliau," kata Luhut dalam video pendek nan dibagikan melalui unggahannya di IG resmi @luhut.pandjaitan, Selasa, 3 September 2024. 

Salah satu momen nan paling Luhut ingat adalah ketika dia mengawal Paus Yohanes Paulus II bertolak dari Tasitolu, Timor Leste, menuju Medan, Sumatera Utara. Di pesawat, Luhut duduk berhadapan dengan Paus. Saat itu, para pasukan pengamanan mulai kelelahan lantaran agenda kunjungan nan padat. 

"Dengan mata nan agak sedikit berat lantaran mengantuk juga, saya memandang Paus tetap terjaga, duduk tenang dengan rosario di tangannya, menggerakkan jemarinya dalam doa," kata Luhut.

Melihat pemandangan itu, Luhut pun berpikir. "Mungkin Bapak Suci begini, ya? Karena beliau tidak mau jadi apa-apa, tidak mau ini itu, dan doanya untuk semua orang," tutur Luhut. Menurutnya, Paus Yohanes Paulus II juga mempunyai aura nan sangat bersahabat. 

Bertahun-tahun kemudian setelah Paus Yohanes Paulus II memimpin misa di Istora Senayan, pada 2018 Luhut ditugaskan Presiden Jokowi berjamu ke Vatikan. Saat itu, dia menyerahkan langsung surat nan ditulis Jokowi kepada Paus Fransiskus.

Lalu hari ini, setelah lebih dari tiga dasawarsa pasca kunjungan Paus Yohanes Paulus II, Paus Fransiskus menginjakkan kakinya di Indonesia. Ia pun mengaku mau berjumpa Paus Fransiskus.

"Karena saya pikir-pikir, setelah 35 tahun. Mungkin berkah Pope juga, saya jadi sehat begini," ujar Luhut sembari tertawa.

Menurut Luhut, kehadiran Paus Fransiskus ke Indonesia tidak hanya menjadi momen krusial bagi umat Katolik tetapi bagi seluruh rakuat Indonesia. Sebab, orang Indonesia menjungjung tinggi nilai-nilai toleransi dan saling menghormati. "Terlebih lagi kita, sangat bangga lantaran Paus memandang nilai-nilai teladan dalam harmoni kehidupan antarumat berakidah di Indonesia." 

Luhut pun meyakini kehadiran Paus Fransiskus ke tanah air bakal semakin memperkuat semangat kebersamaan dalam keberagaman masyarakat Indonesia. Selain itu, menginppirasi semua orang untuk terus hidup dalam tenteram dankerukunan. Ia berharap, kehadiran Paus Fransiskus menjadi berkah dan membawa angan baru bagi Indonesia nan damai, sejahtera, dan bersatu.

"Selamat datang di Indonesia, Paus Fransiskus. Negeri nan penuh kedamaian dan keberagaman," tutur Luhut.

Pilihan Editor: Luhut Belajar dari Pendiri Hendge Fund Terbesar di Dunia untuk Bentuk Family Office, Siapa Dia?

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis