PB IDI: Dokter Indonesia Tak Takut Berkompetisi dengan Dokter Asing

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan master Indonesia tidak takut untuk bersaing dengan dokter asing nan rencananya bakal didatangkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Adib menyebut tetap banyak nan berkeinginan dengan bidang kedokteran. Tingginya minat kedokteran itu menjadi argumen banyak perguruan tinggi membuka Fakultas Kedokteran.

"Kalau masuknya master asing alias naturalisasi itu mengancam, saya kira master Indonesia tidak takut berkompetisi dengan master asing," kata Adib dalam media briefing secara daring, Selasa (28/5).

Menurutnya, pemerintah tetap kudu mengedepankan kepentingan penduduk negara Indonesia dengan membikin patokan mengenai tenaga medis luar negeri.

"Satu upaya untuk menjaga penduduk negaranya dan juga menjaga agar rakyat Indonesia jikalau kudu ada master asing sesuai dengan aturan-aturan nan berlaku," ujarnya.

Adib berambisi nantinya tak ada kesenjangan mengenai dengan pembiayaan praktik kedokteran antara master Indonesia dengan nakes asing.

"Mobilisasi alias perpindahan master antar negara itu sebetulnya perihal nan biasa dan lazim terjadi di seluruh dunia," katanya.

"Kalau kita lihat di US, UK, Jerman banyak juga teman-teman master nan dia bukan berasal dari negaranya tersebut tapi mereka berasal dari negara-negara nan berkembang nan kemudian dia berpraktik di negara maju di US alias UK," ujar Adib menambahkan.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan kehadiran nakes asing bisa membikin Indonesia naik kelas, seperti nan terjadi di Timnas Sepakbola Indonesia.

Kehadiran master asing di Indonesia memang sempat menjadi perdebatan beberapa waktu lalu. Akan tetapi, Budi menekankan ini merupakan langkah nan tepat untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia.

"Jadi, bapak, ibu kelak jika ada master asing masuk, kepala utama rumah sakit bule masuk, tolong dilihat itu bukan bakal menghabiskan alias menutup lapangan kerja. Itu untuk menjawab rumor esensial bahwa kita kudu meningkatkan kualitas tenaga kesehatan kita," tuturnya dalam Forum Komunikasi Nasional Tenaga Kesehatan di Jakarta, Selasa (21/5).

(lna/fra)

[Gambas:Video CNN]