PB IDI Dukung Penyelidikan Dokter Muda Meninggal Diduga Dibully

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Kamis, 15 Agu 2024 19:03 WIB

Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi menyebut pihaknya menghormati dan mendukung proses penyelidikan mengenai dugaan bullying tersebut. Ketua Umum PB IDI M Adib Khumaidi. (CNNIndonesia/Khaira Ummah)

Jakarta, CNN Indonesia --

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan turut bersungkawa atas wafatnya mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang nan diduga bunuh diri lantaran dirundung (bully).

Selain itu, Ketua Umum PB IDI, Adib Khumaidi menyebut pihaknya menghormati dan mendukung proses penyelidikan mengenai dugaan bullying  tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PB IDI menghormati proses penyelidikan nan tetap berjalan oleh abdi negara nan berwenang," kata Adib dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/8).

PB IDI juga meminta agar masyarakat tidak membikin spekulasi apa pun tentang penyebab kejadian tersebut hingga penyelidikan selesai.

"Kami percaya bahwa dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan nan lebih kondusif dan lebih mendukung bagi mahasiswa nan sedang menjalani pendidikan kedokteran dan spesialis. Mari kita berdampingan tangan untuk mencegah kejadian seperti itu di masa mendatang," ujarnya.

Di sisi lain, PB IDI menekankan pentingnya support kesehatan mental selama pendidikan master muda.

"Kami mendorong pembentukan Pusat Trauma dan pertimbangan kesehatan mental secara berkala untuk memastikan bahwa mahasiswa nan sedang menjalani pendidikan kedokteran dan ahli menerima perawatan dan support nan diperlukan," tuturnya.

Kementerian Kesehatan sebelumnya menghentikan program studi anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro di RSUP Dr Kariadi Semarang buntut seorang peserta didik PPDS nan diduga mengalami perundungan hingga mengakhiri hidup.

Instruksi pemberhentian program studi anestesi FK Undip itu dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya melalui surat bernomor TK.02.02/D/44137/2024 nan ditujukan kepada Direktur Utama RSUP Dr Kariadi.

Kemenkes juga tak segan bakal mencabut Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) master senior nan melakukan praktik perundungan namalain bullying hingga berakibat fatal pada kematian.

"Kemenkes tidak sungkan melakukan tindakan tegas seperti mencabut SIP dan STR jika ada master senior nan melakukan praktek bullying nan berakibat kematian," kata Juru Bicara Kemenkes Mohamad Syahril saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (15/8).

Kemenkes menghentikan sementara program studi Anestesi FK Undip di RSUP Dr Kariadi itu. Syahril menyebut tujuannya untuk melakukan investigasi lebih lanjut terhadap kasus tersebut.

Kemenkes pun meminta Universitas Diponegoro dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk turut membenahi sistem PPDS.

(yla/kid)

[Gambas:Video CNN]

Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional