PBNU: Menajiskan Batu Bara Tak Sesuai Ajaran Islam

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla menolak dugaan nan memandang batu baru sebagai peralatan najis dan kudu dihindari. Menurut Ulil, antipati terhadap batu bara tidak sesuai aliran Islam.

Pernyataan itu disampaikan Ulil merespons gelombang kritik kepada organisasinya, nan masuk dalam daftar penerima konsesi tambang dari pemerintah untuk ormas keagamaan.

Ulil menilai mau tidak mau tambang alias batu baru tetap merupakan hidayah dari Tuhan kepada Bangsa Indonesia. Menurutnya, pemberian itu kudu dikelola. Sementara, model pengelolaannya, itulah nan kudu dibicarakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagi saya tambang itu adalah hidayah Allah Swt untuk bangsa ini. Harus dikelola. Cuma pengelolaannya seperti apa mari kita bicarakan," ucap Ulil dalam obrolan di kompleks parlemen, Rabu (26/6).

"Tapi menajiskan batu bara itu tidak sesuai pandangan kepercayaan nan saya anut, Islam. Karena ini adalah hidayah Allah untuk bangsa ini. Kita kelola. Bukan untuk dinajiskan," imbuhnya.

Ulil tak menutup mata atas gelombang kritik ke PBNU saat ini nan menyatakan minatnya terhadap konsesi tambang dari pemerintah. Menurut dia, PBNU tengah menerima olok-olokan di media sosial, termasuk lewat plesetan logo organisasi.

Namun, dia mengaku tak mau terlalu mempermasalahkan perihal itu. Sebab, mengutip islah Jawa, kata Ulil, tak ada kenikmatan tanpa dilalui upaya nan keras.

"Jer Basuki Mowo Beyo, jika kata orang Jawa, tidak ada sesuatu kenikmatan tanpa dilalui dengan upaya nan keras. Saya tahu resistensi sekarang ini justru muncul dari aspek rumor lingkungannya. Ini nan saya mau address," katanya.

Batu bara peralatan kotor

Ulil pada kesempatan itu turut menanggapi dugaan batu bara sebagai peralatan kotor dalam kampanye climate change alias rumor perubahan iklim. Menurut Ulil, Indonesia memang menjadi negara nan ikut berkampanye soal ancaman krisis iklim.

"Perubahan suasana ini jadi rumor besar. Negara kita juga menjadi bagian dari aktivitas untuk memitigasi climate change ini," kata dia.

Persoalannya dalam rumor climate change dan aktivis lingkungan, batu bara selama ini dianggap menjadi peralatan kotor dan najis. Padahal sebagai sebuah kajian akademis, katanya, climate change belum sepenuhnya disepakati namalain berkarakter final.

Ulil mengutip pernyataan seorang fisikawan asal Amerika, Steven Koonin, dalam bukunya Unsettled (2021), nan menyebut climate change belum selesai secara ilmiah. Oleh lantaran itu, dia menolak dugaan nan menyebut batu bara alias tambang daya fosil sebagai peralatan kotor sepenuhnya.

"Intinya kitab ini mengatakan bahwa rumor tentang climate change itu belum selesai secara ilmiah. Oleh lantaran itu, kita tidak boleh melakukan kampanye simplifikasi. Menganggap golongan nan terjun dalam bagian ini [tambang] jahat," katanya.

(thr/fra)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional