Pembunuhan Pempimpin Hamas: Harga Minyak Naik, Tetap Tertekan Melemahnya Permintaan Cina?

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak berjangka naik lebih dari $1 per barel dari level terendah dalam 7 minggu pada Rabu, 31 Juli 2024, setelah tewasnya pemimpin Hamas di Iran  dalam sebuah serangan Israel, hingga meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.

Namun nilai tetap tertekan lantaran kekhawatiran tentang melemahnya permintaan dari Cina.

Harga minyak mentah Brent naik $1,50, alias 1,91%, menjadi $80,13 per barel pada pukul 08.28 GMT menjelang berakhirnya perjanjian pada hari Rabu, sementara perjanjian Oktober nan lebih aktif berada pada $79,55, naik $1,48.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik $1,54, alias 2,06%, menjadi $76,27 per barel.

Sehari sebelumnya, nilai minyak Brent dan WTI turun sekitar 1,4%, ditutup pada level terendah dalam tujuh minggu.

Ketegangan di Timur Tengah memanas setelah buletin pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Iran.

Hal ini terjadi sehari setelah pemerintah Israel menyatakan telah menewaskan komandan paling senior Hizbullah dalam serangan udara di Beirut sebagai jawaban atas serangan roket hari Sabtu di Israel.

Secara terpisah, Amerika Serikat juga melakukan serangan di Irak dalam bentrok terbaru di area tersebut.

"Perkembangan semalam dan peningkatan akibat geopolitik hanya memberikan penangguhan sementara untuk patokan nilai minyak. Kecuali prasarana minyak dan gas terdampak, lonjakan terbaru ini tidak mungkin memperkuat lama," kata Gaurav Sharma, analis minyak independen di London.

Namun, Brent dan WTI berada di jalur nan tepat pada bulan Juli untuk membukukan kerugian bulanan terbesar sejak Oktober 2023 lantaran kekhawatiran nan tetap ada tentang prospek permintaan Cina dan ekspektasi OPEC+ bakal tetap berpegang pada kesepakatan mereka saat ini tentang produksi dan mulai membatalkan beberapa pemotongan produksi untuk Oktober.

Saham BP melonjak 9% pada awal perdagangan hari Selasa, sebelum kembali stabil dengan kenaikan sekitar 2%.

Para menteri utama dari OPEC+, bakal mengadakan pertemuan komite pemantauan menteri campuran (JMMC) daring pada hari Kamis.

Permintaan bahan bakar nan melambat di Cina, importir minyak mentah terbesar di dunia, juga membebani pasar minyak.

Aktivitas manufaktur Tiongkok pada bulan Juli menyusut untuk bulan ketiga, survei pabrik resmi menunjukkan pada hari Rabu.

"Kekhawatiran tentang melemahnya permintaan Cina tetap tinggi lantaran PMI hari ini menurun, dengan sektor manufaktur semakin berkontraksi. Ini menunjukkan bahwa setiap untung tambahan lantaran meningkatnya ketegangan di Timur Tengah mungkin tetap terbatas dan berumur pendek," kata Charalampos Pissouros, analis investasi senior di pialang XM.

Di AS, persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan turun minggu lalu, menurut sumber pasar nan mengutip angka-angka American Petroleum Institute pada hari Selasa.

Iklan

Data dari Badan Informasi Energi bakal dirilis pada pukul 10:30 pagi EDT (21.30 WIB) pada hari Rabu.

Persediaan minyak mentah diperkirakan turun sebesar 1,1 juta barel per minggu hingga 26 Juli, perkiraan dari 10 analis nan disurvei oleh Reuters menunjukkan.

Pasar saham utama di Teluk melemah pada perdagangan awal hari Rabu, lantaran pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran memicu ketegangan di wilayah tersebut.

Pembunuhan Haniyeh

Haniyeh dibunuh pada awal hari di Iran, kata Palestina pada hari Rabu, nan memicu kekhawatiran bakal eskalasi nan lebih luas di wilayah nan diguncang oleh perang Israel di Gaza dan bentrok nan memburuk di Lebanon.

Pembunuhan itu, nan terjadi kurang dari 24 jam setelah Israel menyatakan telah membunuh komandan Hizbullah nan dikatakan berada di kembali serangan mematikan di Dataran Tinggi Golan nan diduduki Israel, tampaknya menghalang kesempatan perjanjian gencatan senjata nan bakal segera terjadi di Gaza.

Indeks referensi Arab Saudi (.TASI) turun 0,3%, terdampak oleh penurunan 4% pada produsen produk aluminium Al Taiseer Group (4143.SE), dan penurunan 0,6% pada Al Rajhi Bank (1120.SE).

Indeks saham utama Dubai (.DFMGI), turun 0,1%, dengan developer saham unggulan Emaar Properties (EMAR.DU), turun 1,2%.

Di Abu Dhabi, indeks (.FTFADGI), turun 0,5%, dengan konglomerat International Holding (IHC.AD), turun 0,2%.

Harga minyak berjangka pulih dari level terendah 7 minggu setelah pembunuhan tersebut, tetapi nilai tetap tertekan lantaran kekhawatiran tentang permintaan Tiongkok nan lemah.

Patokan Qatar (.QSI), turun 0,2%, terbebani oleh penurunan 1,9% pada Qatar Navigation (QNNC.QA), turun 1,9%.

Di sisi lain, perusahaan telekomunikasi Ooredoo (ORDS.QA), naik 0,8% setelah melaporkan kenaikan untung kuartal kedua, nan membatasi penurunan pada patokan.

REUTERS

Pilihan Editor PP Kesehatan nan Diteken Jokowi Larang Penggunaan Kata 'Light

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis