Pemda Tangani Masalah Pembatasan Susu dari Peternak dan Pengepul di Boyolali ke Industri Pengolahan Susu

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Jajaran Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah merespons persoalan nan sedang dialami peternak sapi perah dan pengepul susu di wilayah Boyolali. Saat ini para peternak dan pengepul susu itu tak lagi bisa menjual hasil panen susu secara optimal ke pabrik alias industri pengolahan susu (IPS) lantaran ada pembatasan kuota. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Ignasius Haryanta Nugraha mengemukakan pihaknya sudah melaporkan persoalan nan saat ini dialami peternak sapi perah di Boyolali ke pemerintah pusat. "Tadi malam saya sudah melaporkan ini kepada Bapak Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) dan juga dengan beberapa Direktur nan ada di sana. Kami juga berkoordinasi dengan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, untuk menyikapi perihal ini," ujar Haryanta ketika ditemui wartawan di Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali, Sabtu, 9 November 2024. 

Haryanta juga mengaku telah berjumpa langsung para peternak dan pengepul susu sebelum mereka menggelar tindakan di area Tugu Susu Tumpah Boyolali. Menurutnya, masalah itu sekarang sudah diketahui Menteri Pertanian. Rencananya Senin, 11 November 2024, Menteri Pertanian menggelar rapat koordinasi dengan mengundang asosiasi industri pengolahan susu dan dinas mengenai dari wilayah sentra penghasil susu.  "Rapat itu untuk menggali info secara langsung dari IPS apa penyebab adanya pembatasan kuota penjualan dari para pengepul susu dari Jawa Tengah maupun provinsi lain," tutur dia. 

Disinggung tentang dugaan penyebab pembahasan kuota pasokan susu oleh IPS, menurut Haryanta itu bakal dikroscek pada rapat koordinasi Senin tersebut. "Nanti dalam rapat Senin itu bakal kami lakukan kroscek terhadap perusahaan-perusahaan nan mengimpor bahan baku susu," jelas dia.

Terkait kebijakan impor susu tersebut menurutnyauntuk mendukung program minum susu cuma-cuma nan diwacanakan Presiden Prabowo Subianto. Menurut dia, pemerintah berkomitmen tak mengimpor susu, melainkan impor sapi perah. Targetnya dalam kurun waktu 5 tahun itu ada sebanyak 1 juta ekor nan bakal diimpor. "Dengan angan memasukan sapi perah ke Indonesia 1 juta ekor selama 5 tahun, itu untuk menutup celah nan 80 persen nan belum ter-cover oleh peternak nan ada di Indonesia. Dengan angan 5 tahun itu kelak Indonesia sudah swasembada susu," katanya.

Ia mengatakan, jika dari kebutuhan susu nasional saat ini, produksi susu lokal baru bisa memenuhi 20 persen. Sedangkan nan 80 persen tetap impor. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, menambahkan Pemerintah Kabupaten Boyolali juga mengambil langkah untuk menindaklanjuti persoalan para peternak sapi dan pengepul susu tersebut. Lusa, Senin, 11 November 2024 itu dia mengagendakan pertemuan dengan BUMN bagian pangan. Pertemuan berjalan di Kantor Disnakan Boyolali. Pertemuan itu juga menghadirkan pihak pengepul susu di Boyolali.

"Kami di sini berbareng perwakilan pengepul kelak bakal kami pertemukan dengan BUMN nan bergerak di bagian pangan. Kemarin kita sudah kulonuwun ke Solo, kelak dari ketua dari Jakarta bakal datang di sini, siapa tahu ini juga dalam rangka upaya kelebihan nan kemarin dikeluhkan ini bisa tertampung oleh BUMN tadi. Harapan kami kelak bisa mencapai kesepakatan," kata Lusia.

Ratusan peternak sapi perah dan pengepul susu dari beragam wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu, 9 November 2024, menggelar tindakan protes atas pembatasan kuota penjualan susu ke pabrik alias industri pengolahan susu (IPS). Mereka mendesak pemerintah memberikan perhatian serius terhadap persoalan nan sedang mereka hadapi.

Dalam aksi, para peternak dan pengepul susu itu mengangkut sedikitnya 50 ton alias 50 ribu liter susu dalam puluhan drum dan tangki nan dibawa dengan beberapa mobil bak terbuka, mulai dari letak pengepul menuju Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali. Dari instansi tersebut susu-susu itu lampau dibawa menuju ke pusat kota, tepatnya di area Tugu Susu Tumpah di Kecamatan Boyolali Kota. 

Sebagian susu tersebut kemudian dibagi-bagikan kepada warga. Terlihat banyak penduduk nan sebelumnya sudah mendapatkan info bakal ada pembagian susu cuma-cuma di tempat itu, membawa beragam wadah untuk mendapatkan susu. Sebagian peternak ada juga nan melakukan tindakan mandi susu di sebuah mobil bak terbuka, di tengah-tengah warga. Setelah itu, susu nan tersisa kemudian dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Winong.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis