Pemerintah Berencana Salurkan makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono merespon rencana pemerintah nan bakal menyalurkan makan siang gratis dengan gelombang 3-5 kali per pekan. Menurut dia, program itu dapat membebani dan memberikan tekanan signifikan terhadap APBN 2025. "Karena APBN 2025 tetap kudu menanggung beban warisan proyek Presiden Jokowi, seperti IKN dan PSN nan belum selesai," kata Yusuf dalam keterangan tertulisnya kepada Tempo, Senin, 13 Mei 2024.

Yusuf memproyeksikan, jika anggaran tahun pertama program makan siang dan minum susu cuma-cuma mencapai Rp 100-170 triliun, maka nomor itu dua kali lipat dari anggaran pembangunan IKN sepanjang 2022-2024. Dia menyebut jika anggaran nan dihabiskan sebanyak itu, maka setara dengan anggaran ketahanan pangan dan anggaran kesehatan nan dalam APBN 2024 masing-masing menerima alokasi Rp 114,3 triliun dan Rp 187,5 triliun. 

"Anggaran tahun pertama program makan siang dan minum susu cuma-cuma ini diperkirakan bakal setara dengan 4-5 persen shopping pemerintah pusat pada APBN 2025," ujarnya. 

Lebih lanjut, ahli ekonomi itu menyebut jika tidak ada tambahan ruang fiskal baru melalui kenaikan tax ratio nan signifikan, maka penyelenggaraan program makan siang dan minum susu cuma-cuma ini bakal berimplikasi dua hal, ialah kenaikan utang pemerintah dan defisit anggaran alias pemotongan anggaran shopping tidak terikat (discretionary spending), seperti shopping infrastruktur, subsidi daya alias shopping support sosial.

Yusuf berpendapat, tax ratio nan rendah dan stagnan dalam 10 tahun terakhir membikin pemerintah tidak mempunyai kemewahan ruang mobilitas fiskal untuk mengakomodasi program-program populis secara berlebihan. Menurut dia, menambah ruang fiskal dari kenaikan tax ratio dalam jangka pendek tidaklah mudah.

Dia menyebut tax ratio pada 2022 mencapai 10,39 persen dari PDB, namun pada 2023 justru turun menjadi 10,21 persen dari PDB. Sementara pada tahun 2024, tax ratio ditargetkan hanya di kisaran 10,20 persen dari PDB. 

Dia menyebut pemerintah sangat ambisius mau mengerek tax ratio pada 2025 hingga 11,2–12,0 persen dari PDB. Dia memperkirakan tax ratio pada 2025 hanya di kisaran 10,5 persen dari PDB.

Iklan

Sebelumnya, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan (PMMK) Bappenas Amich Alhumami memperkirakan program makan siang cuma-cuma bakal disalurkan sebanyak 3-5 kali dalam seminggu. Program itu nantinya bakal mulai melangkah pada tahun 2025. "Kami sudah membikin simulasinya, tapi kami tetap menghitung anggaran," kata Amich kepada Tempo saat ditemui di kantornya, Selasa, 7 Mei 2024.

Amich menyampaikan, penyaluran makan siang cuma-cuma hanya dilakukan selama hari sekolah. Menurut Amich, selama hari libur, termasuk musim liburan semester maupun hari raya, siswa tidak mendapatkan makan siang gratis. 

Pejabat eselon I itu juga menyebut bahwa pemerintah telah menganggarkan makan siang cuma-cuma Rp 20-21 ribu per anak. Menu makanan nan bakal dinikmati itu nantinya bakal bervariasi dan mempertimbangkan kandungan gizi. "Yang sekarang menjadi rumor adalah teknis penyelenggaraan dan keamanan makanannya," ujarnya. 

Lebih lanjut, Amich menyebut program makan siang cuma-cuma bakal menyasar anak di tingkat pendidikan anak usia awal (PAUD), sekolah dasar (SD), dan pesantren nan setingkat. Dia memastikan program unggulan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto itu bakal mulai melangkah tahun depan. "Anak-anak di golongan usia sekolah itu paling memerlukan asupan gizi. Mereka memerlukan fondasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya," ucapnya. 

CAESAR AKBAR

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis