TEMPO.CO, Jakarta - Presiden RI periode 2024-2029, Prabowo Subianto, mengatakan Indonesia kudu bisa memproduksi kebutuhan pangannya sendiri alias swasembada pangan. Hal itu jadi salah satu nan disampaikan dalam pidato Presiden Prabowo setelah resmi dilantik.
“Saya telah mencanangkan Indonesia kudu segera swasembada pangan dalam waktu nan sesingkat-singkatnya,” kata Prabowo dalam pidato perdananya di agenda Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Kompleks DPR/MPR, Ahad, 20 Oktober 2024.
Menurutnya, swasembada pangan menjadi krusial mengingat situasi politik dunia nan tidak menentu. Indonesia tidak bisa terus-menerus berjuntai kepada negara lain untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Perlu ada ketahanan pangan nan berdikari nan dimiliki oleh Indonesia.
Prabowo apalagi mencanangkan sejumlah strategi untuk mewujudkan swasembada pangan itu, termasuk pencetakan lumbung-lumbung pangan (food estate) terutama untuk padi, jagung, dan singkong. Prabowo juga menargetkan penambahan luas lahan panen hingga 4 juta hektare sampai 2029.
Dikutip dari Koran Tempo Edisi 30 Agustus 2024 Presiden Prabowo Subianto menjadikan program lumbung pangan sebagai prioritas. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2025, pemerintah menyisihkan Rp 124,4 triliun untuk ketahanan pangan. Di antaranya untuk mendirikan lumbung padi seluas 435 ribu hektare dan jagung 250 ribu hektare.
Kegagalan Food Estate Era Jokowi
Pada kepemimpinan Jokowi, program cetak sawah dimulai di masa pandemi dengan dalih mengatasi paceklik pangan. Namun proyek tersebut mengalami kandas panen dan mangkrak.
Iklan
Tim Pantau Gambut menemukan bahwa sebagian lahan Food Estate di Kalimantan Tengah sekarang sudah menjadi semak belukar dan bertumpang tindih dengan area perkebunan sawit milik swasta. Situasi itu digambarkan secara komplit dalam hasil studi berjudul ‘Swanelangsa Pangan di Lumbung Nasional: Catatan Proyek Food Estate Kalimantan Tengah Setelah Tiga Tahun Berlalu.’
Manajer Kampanye dan Advokasi Pantau Gambut, Wahyu Perdana, mengatakan ekstesifikasi Food Estate bertolak belakang dengan komitmen emisi bersih (net zero emission) nan sering digaungkan pemerintah Jokowi. Buktinya, program tersebut dilaksanakan di areal jejak pengembangan lahan gambut (PLG) sejuta hektare peninggalan Presiden Soeharto.
"Bekas proyek telah menjelma sebagai ‘bom karbon’, ditunjukkan lewat kebakaran rimba dan lahan (karhutla) periode 1997–1998 dan 2015," ucap Wahyu melalui pesan tertulis, Jumat, 18 Oktober 2024.
Alih-alih menghentikan proyek lumbung pangan dan merestorasi gambut, pemerintah justru membiarkan lahan terbengkalai dan beranjak fungsi. Ada 15 titik pemantauan nan vegetasinya sudah lenyap dan menjadi semak belukar.
YOLANDA AGNE | VEDRO IMANUEL G | VINDRY FLORENTIN | IRSYAN HASYIM
Pilihan editor: Presiden Prabowo Targetkan Indonesia Mampu Swasembada Pangan 4-5 Tahun ke Depan