TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Agama alias Kemenag meminta perusahaan maskapai penerbangan Garuda Indonesia untuk lebih ahli dalam melayani jemaah haji Indonesia, menyusul penundaan penerbangan pemulangan jemaah haji golongan terbang alias kloter KNO-02 nan menyantap waktu lebih dari lima jam.
"Delay lama seperti ini sangat mengecewakan jemaah haji Indonesia. Apalagi mereka juga capek setelah menempuh perjalanan dari Makkah ke Madinah, sesampainya di airport malah ada delay dalam lama waktu lama. Saya minta Garuda Indonesia lebih profesional, bertanggung jawab, dan kejadian ini tidak terulang," kata Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kemenag RI Saiful Mujab dalam keterangan di Jakarta, Selasa, 25 Juni 2024.
Saiful menjelaskan KNO-02 sedianya teragendakan terbang dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah pukul 11.20 WAS (Waktu Arab Saudi).
Untuk itu, sambungnya, jemaah sudah diberangkatkan dari hotel di Madinah pada pukul 05.20 WAS setelah sarapan di hotel.
Kemudian, lanjut Saiful, pada pukul 05.48 WAS, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mendapat info tertulis adanya perubahan agenda terbang KNO-02 menjadi 13.45 WAS.
Tidak hanya sampai di situ, selang beberapa waktu, PPIH kembali mendapat info tertulis perubahan agenda KNO-02 menjadi 15.45 WAS, nan pada akhirnya baru terbang pukul 16.33 WAS.
Iklan
"Kalau dihitung, keterlambatan keberangkatan terjadi dari 11.20 sampai 16.33 WAS. Ada delay lima jam 13 menit. Garuda Indonesia tidak memberikan kompensasi apa pun kepada jemaah haji," ujarnya.
Saiful menyebut Garuda Indonesia berdasar keterlambatan pertama terjadi lantaran adanya larangan terbang disebabkan suhu panas pada landasan pacu Bandara Madinah.
Sementara argumen keterlambatan kedua, tambah dia, lantaran adanya pengecekan bodi pesawat nan penyok saat mendarat di Madinah.
"Informasi adanya perubahan agenda terlambat disampaikan. Perubahan agenda disampaikan dalam dua kali pemberitahuan, terkesan Garuda mengulur waktu keterlambatan untuk menghindari kompensasi dan tidak ada permintaan maaf resmi dari Garuda atas keterlambatan panjang ini," tutur Saiful Mujab.
Pilihan Editor: Terkini Bisnis: Jokowi Bahas Rupiah dengan Sri Mulyani dan Gubernur BI, Profil Komisaris BSI Felicitas Tallulembang