TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi, Yanuar Rizky menilai perputaran duit dari prostitusi online tidak sesuai dengan tujuan kebijakan ekonomi. Sehingga menurut Yanuar, pemeirntah kudu menangani masalah tersebut dengan menghadirkan solusi. "Pemerintah kudu kembali pada tujuan dari kebijakan ekonomi dan perencanaan ekonomi adalah menciptakan lapangan kerja," ujar Yanuar Rizky dalam sebuah podcast nan diunggah akun YouTube PPATK Indonesia pada 7 Juni 2024.
Bagi Yanuar, persoalan prostitusi online tidak jauh berbeda dengan persoalan online lainnya seperti gambling online alias pinjaman online. Ada perputaran duit nan tidak sedikit dari upaya underground seperti ini.
Kini, Media sosial tak hanya digunakan sebagai sarana mempertemukan orang nan hendak bertransaksi. Lebih dari itu, media sosial sekarang memungkinkan terjadinya aktivitas prostitusi secara online. "Angka perputaran duit dari prostitusi tak hanya diisi oleh prostitusi fisik, melainkan juga prostitusi online melalui video call alias telepon seksual dan lain-lain," ucap Yanuar.
Digitalisasi, menurut Yanuar memang memunculkan profesi baru seperti konten kreator. Baiknya, di satu sisi, bisa menghadirkan lapangan kerja baru di sektor pekerja informal nan akan meningkatkan konsumsi masyarakat dan menopang pertumbuhan ekonomi. "Orang kan selalu bilang, di Indonesia ini mana ada krisis? mall penuh, anak anak milenial dan gen-z handphone apa aja dibeli, konsumsi kita dibeli," ujar dia.
Selain itu, menurut Yanuar, konten pembuat nan berkaitan dengan prostitusi belakangan juga bermunculan. Hal semacam ini nan menurutnya tidak bisa dibiarkan. Ada pertumbuhan ekonomi ditopang dari peningkatan konsumsi memang baik, tapi menurut dia, jika pertumbuhannya terjadi di bisnis-bisnis underground economy seperti prostitusi online, perihal itu bakal berdampak pada hilangnya fudamental ekonomi.
"Jadi sebetulnya fenomena ini menunjukan udah high alert bahwa ekonomi kita ini sudah harus melakukan restrukturisasi, memperbaiki lagi fondasi struktur ekonominya, baik itu sektor manufakturnya atau sektor jasanya" tuturnya.
Menurut mantan komisaris independen Pupuk Indonesia ini, ekonomi kudu tumbuh tanpa bergantung pada bisnis underground seperti prostitusi online. Indonesia, menurut dia bisa meningkatkan market share sektor pertanian. "Kita selalu membanggakan GDP kita masuk G-20, tetapi sektor pertaniannya turun, underground economy-nya naik. Ini menurut saya tidak bisa dibenarkan. Secara fudamental salah."
MAULANI MULIANINGSIH (MAGANG)