TEMPO.CO, Jakarta - Kepastian penerapan sistem pembayaran tol nontunai nirsentuh alias multi lane free flow alias MLFF di Indonesia tetap belum jelas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyatakan belum ada obrolan lebih perincian ihwal kelanjutan proyek MLFF.
Sementara ini, Dody Hanggodo meminta agar proyek MLFF dikaji oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pasalnya, MLFF tetap menjadi teknologi baru untuk tol-tol di tanah air.
“Karena (MLFF) sudah kontrak, saya minta orang-orang nan lebih kompeten me-review, apakah kontraknya betul seperti itu? Apakah teknologinya lebih efektif, efisien, dan lebih baik untuk masyarakat Indonesia?” ujar Dody Hanggodo ketika ditemui di Kementerian PU, Senin malam, 25 November 2024.
Meskipun saat ini belum ada kepastian, menurut Dody Hanggodo, teknologi seperti MLFF perlu diterapkan di tol di Indonesia. Pasalnya, penggunaan teknologi itu bakal mengurangi kemacetan di pintu-pintu tol. Terlebih, ketika terjadi puncak kepadatan arus lampau lintas, seperti di momen Lebaran alias Natal dan tahun baru (Nataru).
Dengan penggunaan kartu e-toll seperti saat ini, menurut Dody Hanggodo, efektivitas dari segi waktu maupun duit belum maksimal. Karena itu, teknologi baru nan bakal digunakan mesti efektif dan efisien untuk kedua perihal tersebut.
“Harus irit dari sisi uang, dari sisi waktu,” kata Dody Hanggodo. “Tapi apakah MLFF alias teknologi nan lain, detik ini belum bisa saya pastikan. Lagi direview, kami cari nan terbaik untuk bangsa dan negara.”
Proyek MLFF merupakan investasi asing senilai US$ 300 juta dari Hungaria. Sistem ini disiapkan PT Roatex Indonesia Toll System (RITS). Penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Hungaria tercatat sejak 2021. Namun hingga saat ini kelanjutan penerapan MLFF tetap belum menemukan titik terang.
Presiden ketujuh RI Jokowi telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2024 tentang Jalan Tol pada 20 Mei 2024. Regulasi tersebut mengatur transaksi soal MLFF. Proyek ini juga telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) nan diharapkan dapat melancarkan transaksi di jalan tol dan mengurangi kemacetan.
Teranyar, Direktur RITS Renaldi Utomo mengatakan proyek MLFF sudah menghabiskan anggaran lebih dari Rp 2 triliun. Dana ini berasal dari pajak masyarakat Hungaria. Renaldi mengatakan sistem untuk menerapkan MLFF ini sudah berada di Indonesia. Karena itu, RITS sudah siap untuk menjalankan teknologi tersebut. Hanya saja tetap menunggu pengarahan dari Pemerintah Indonesia untuk menerapkannya.
Rizki Yusrial berkontribusi dalam penulisan tulisan ini
Pilihan Editor: Kementan Setop Sementara Rekomendasi Impor Daging Domba: Berpotensi Tekan Harga Domestik