Penyaluran Kredit BNI Tumbuh 11,7 Persen jadi Rp727 Triliun per Juni 2024

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. alias BNI mencatatkan pertumbuhan kredit per Juni 2024 sebesar 11,7 persen secara tahunan alias year-on-year (yoy) menjadi Rp727 triliun. Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan pertumbuhan angsuran membaik dibandingkan pada kuartal pertama nan sebesar 9,6 persen yoy. 

"Sumber pertumbuhan kredit datang dari segmen berisiko rendah ialah korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, angsuran consumer, serta perusahaan anak," kata dia dalam konvensi pers virtual paparan keahlian BNI semester I - 2024 pada Kamis, 22 Agustus 2024.

Novita membeberkan, angsuran segmen korporasi tumbuh 18,7 persen yoy menjadi Rp403,1 triliun nan berasal dari korporasi blue chip. Sementara angsuran segmen consumer tumbuh 15,1 persen yoy menjadi Rp132,7 triliun, nan utamanya ditopang oleh pertumbuhan personal loan dan angsuran pemilikan rumah. 

Pertumbuhan angsuran nan tinggi dilakukan di tengah relaksasi giro wajib minimum (GWM) nan diberikan oleh Bank Indonesia melalui insentif kebijakan likuiditas makroprudensial. Relaksasi GWM ini, kata Novita memberikan tambahan likuiditas untuk mendukung penyaluran kredit, sekaligus dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur biaya pihak ketiga (DPK) BNI. Caranya adalah dengan mengurangi porsi biaya lembaga pada giro dan deposito, lampau menggantikannya dengan simpanan retail alias perorangan nan lebih efisien dari sisi bunga.

“Hasilnya terlihat dari total DPK kami di semester I - 2024 nan tercatat tumbuh 1 persen yoy, didukung oleh pertumbuhan tabungan sebesar 4,3 persen yoy dan giro 1,1 persen yoy," kata dia. 

Iklan

Sementara itu, simpanan terkoreksi sebesar 2,6 persen yoy. Hal ini mendorong rasio biaya murah alias CASA terhadap DPK nan naik menjadi 70,7 persen, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 69,6 persen. "Upaya tersebut menghasilkan efisiensi cost of fund (CoF), sehingga CoF di kuartal II - 2024 menjadi 2,72 persen, membaik 7 pedoman poin dibandingkan kuartal sebelumnya."

Berkat percepatan angsuran di segmen berisiko rendah, kata Novita, kualitas aset terus membaik. Hal ini terlihat dari penurunan rasio non-performing loan (NPL) dan rasio loan at risk (LaR). Rasio NPL per Juni 2024 tercatat 2 persen, membaik dibanding Juni tahun lampau nan sebesar 2,5 persen. Sementara itu, LaR tercatat sebesar 12,3 persen. Levelnya membaik dibandingkan Juni tahun lampau sebesar 16,1 persen.

Pilihan Editor: Cara Blokir Kartu ATM BCA, BRI, BNI, dan Mandiri Lewat Mobile Banking

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis