Percepat Regulasi, Luhut Bakal Pimpin Optimalisasi Gudang Karbon CCS di Indonesia

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bakal memimpin optimasi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mempercepat izin turunan nan dibutuhkan.

Luhut menuturkan, Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2024 tentang aktivitas CCS menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengimplementasikan teknologi ini sebagai bagian dari inisiatif dekarbonisasi. 

“Pemerintah menjaga momentum itu dengan menyiapkan beberapa kerangka turunan termasuk peraturan menteri, area injeksi karbon nan dipimpin oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Izin investasi nan diatur oleh Menteri Investasi dan juga penerapan standar teknis CCS nan diatur oleh badan standarisasi nasional,” katanya dalam IICCS Forum 2024 di Jakarta Convention Center pada Rabu, 31 Juli 2024.

Ia memahami dalam regulasi, terkadang berbenturan sehingga perlu diselaraskan guna kemudahan berinvestasi di Indonesia. Sebab itu, kata dia, pemerintah memasukkan katalog melalui Sistem Informasi Mineral dan Batubara (SIMBARA) agar lebih efisien dan meningkatkan pendapatan pajak dan royalti baik batubara, minyak sawit, nikel, hingga timah.

“Hal semacam ini kami masukkan ke GovTech alias SIMBARA sehingga tak perlu berjumpa orang untuk mengurangi korupsi dengan terbukanya kesempatan bernegosiasi,” ujar Luhut.

Iklan

Luhut mengatakan, pemerintah mau CCS menjadi upaya nan baik dalam waktu dekat dengan angan penanammodal asing berinvestasi seperti di Kalimantan. "Jadi, kami mempunyai salah satu petrokimia terbesar di Kalimantan Utara, saya kira dengan 9 GW tenaga air dan kami juga mempunyai 12 TCF gas di sana dan sekitar 3 hingga 4 GW panel surya. Jadi, tawaran itu juga kami diskusikan dengan UEA,” katanya.

Luhut menganggap CCS di Indonesia sangat penting, namun ada persoalan izin dan sedang dibahas dengan melibatkan pihak internasional di bagian hukum. Kemudian juga berfokus pada gimana mengubah investasi menjadi pendapatan, lapangan kerja, inovasi, menciptakan warisan kemakmuran.

“Itulah sebabnya saya terus berpesan kepada masyarakat internasional, jangan mendikte Indonesia tentang apa nan bakal kami lakukan terhadap lingkungan. Kami punya tanggung jawab dengan mempersiapkan, dengan memetakkan izin nan jelek alias tidak ramah lingkungan,” kata Luhut.

Pilihan Editor: Ketahui Perbedaan Golden Visa dan Family Office nan Dibikin Jokowi

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis