Perjalanan 70 Tahun SGM, Pernah Jadi BUMN hingga Saham Mayoritas Milik Danone

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Produk susu SGM  telah datang sejak 1954. Selama 70 tahun, SGM Eksplor telah konsisten berkomitmen dalam menutrisi generasi Indonesia. Untuk merayakan HUT ke-70 pada 25 Agustus 2024, SGM Eksplor mengadakan beragam aktivitas menarik, dengan puncak seremoni di kota Yogyakarta.

PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) adalah perusahaan nan memproduksi beragam produk nutrisi untuk ibu hamil, menyusui, dan anak, dengan konsentrasi pada rasa nan enak, nilai terjangkau, dan standar internasional. Sejak beraksi di Indonesia pada tahun 1954, Sarihusada telah menjadi bagian dari Program Kecukupan Protein Nasional nan diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menjelang pertengahan dasawarsa 1950-an, Pemerintah Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berinisiatif untuk mengembangkan program unik guna mendukung kecukupan protein nasional.

Seperti nan dilansir dari repository.umy.ac.id, NV Saridele didirikan sebagai hasil kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan UNICEF/FAO. Pendirian NV Saridele juga mendapat support dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, nan menyediakan lahan seluas 2 hektar di Muja Muju untuk pembangunan pabrik. Karena pada saat itu belum ada tenaga mahir untuk pembuatan mesin-mesin pabrik, proyek ini melibatkan insinyur Angkatan Udara. NV Saridele kemudian menjadi pelopor dalam pengembangan produk nutrisi kaya protein untuk rakyat Indonesia, dengan kapabilitas produksi mencapai 593 ton per tahun.

Produksi perdana NV Saridele menghadapi beberapa kali kegagalan sebelum berhasil. Pada masa itu, mendapatkan nutrisi berbobot merupakan tantangan besar. NV Saridele menjadi salah satu dari sedikit produk susu lokal nan tersedia.

NV Saridele kemudian berubah menjadi perusahaan milik negara dengan nama PN Sari Husada. Pada 1965, perusahaan ini meluncurkan produk susu serbuk SGM secara besar-besaran, menjadi pelopor dalam pengembangan produk susu anak di Indonesia.

Pada 1968, NV Saridele diambil alih oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Kimia Farma, menyusul keluarnya Indonesia dari PBB. Kemudian, pada 1972, NV Saridele berganti nama menjadi PT Sari Husada melalui joint venture antara PT Kimia Farma dan PT Tiga Raksa, sebagai upaya untuk menambah modal perusahaan.

Iklan

Dikutip dari laman generasimaju.co.id, PT Sari Husada menjadi perusahaan terbuka dan meluncurkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, dengan komposisi kepemilikan biaya terdiri dari Tiga Raksa (39,5 persen), Kimia Farma (33,5 persen), dan umum (27 persen). Produk susu SGM-2 diluncurkan untuk mendukung kesuksesan SGM-1, sementara produk Lactamil, nan ditujukan untuk ibu mengandung dan menyusui, juga resmi diluncurkan. Selain itu, PT Sari Husada memperkenalkan susu anak dengan merek Vitalac.

Kemudian, kebanyakan saham PT Sari Husada dimiliki oleh Tiga Raksa (80 persen). Perusahaan ini beraliansi dengan Nutricia International, BV (Royal Numico), perusahaan ahli produk nutrisi bayi asal Belanda, dan pabrik ke-2 PT Sari Husada di Prambanan, seluas 15 hektare, resmi beraksi penuh.

PT Sari Husada mengusulkan perubahan status dari perusahaan publik menjadi perusahaan privat untuk lebih konsentrasi dalam pengembangan usahanya. Perusahaan ini secara resmi keluar dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Surabaya (BES), menjadikannya sebagai perusahaan tertutup. Selanjutnya, Danone mengakuisisi Royal Numico, termasuk PT Nutricia Indonesia Sejahtera dan PT Sari Husada, sehingga Danone menjadi pemegang saham mayoritas.

Hingga pada akhirnya, PT Sari Husada mengubah namanya menjadi PT Sarihusada Generasi Mahardhika dan menjadi bagian dari salah satu upaya Danone di Indonesia.

Pilihan Editor: Berusia 53 Tahun, Dua Identitas nan Tak berubah dari Susu SGM

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis